Dibawahini merupakan umpasa dan umpama Batak yang berisi motivasi beserta Artinya: "Jolma na tarbereng sonang dijoloni natorop, dang tentu jolma naso adong masalahna, alai ima jolma na tanggis disihabunian." (Orang yang bahagia didepan orang banyak, bukanlah orang yang tidak punya masalah tetapi dialah orang yang menangis dikala orang tidak ada.)
Warga Batak,21 Ungkapan Batak,Makna Dan Artinya Yang Sering Di Ucapkan Oleh Raja Masyarakat Suku Batak Ungkapan adalah ucapan yang biasa kita dengarkan dalam setiap Adat maupun disaat sedang melaksanakan momen ragam contohnya ketika Raja Hata atau para tetuah memberi nasihat,Maupun mengutarakan permintaan dalam adat, Umpasa Batak akan menjadi Bumbu ketika mengucapkan Adalah supaya Apa yang diucapkan terkesan sopan dan terdengar Rendah hati di hadapan khalayak umum maupun parsahutaonKumpulan Adat.Tidak mungkin Parsinabung mengucapkan kata-katanya tanpa dibubuhi beberapa Ucapan Umpasa/Ungkapan ketika melaksanakan upacara adat,Karena Jika tidak mungkin penilaian Maupun kesanya Akan kurang baik Kepentingan inilah,begitu banyak umpasa batak yang sering kita dengar ditengah-tengah perayaan Adat siapa Saja yang saat ini sesang belajar Mandok Hata maupun ingin belajar,supaya suatu saat bisa menjadi sangat dihormati dalam Adat Batak,Serta Untuk perkara Uang sebagai imbalan,Rata-rata Parsinabung akan diberikan Uang oleh hasuhuton yang memakai jasanya untuk berbicara di upacara Adat kesempatan ini,Jika kamu belum mengetahui Arti atau terjemahan Umpasa Batak dibawah ini,Maka pada kesempatan ini kami selaku admin dari blog ini akan meringkasnya dengan pada dasarnya mungkin kalian sering mendengar kata-kata Umpasa/Ungkapan Ini pada Perayaan Adat Batak,Namun belum tahu artinya,Maka hari ini kamu telah menemukan Artinya pada postingan artikel seputar Budaya Dan adat Batak di bawah iniBatu Parsidangan,Samosir Sumatera Utara Sidang Oleh Raja-raja Batak Jaman Dahulu21 Ungkapan Batak,Makna Dan Artinya Yang Sering Di Ucapkan Oleh Raja Hangoluan Tois HamagoanArtinyaSikap hormat dan ramah dan ceroboh, ceroboh / sombong tidak tahu adat atas malapetaka / Do Na Halion Jambar Juhut,Alai Hansitan Dope Na So Dapotan Jambar jika tidak mendapat bagian dalam pembagian daging, tetapi lebih menyakitkan jika tidak mendapat kesempatan berbicara dalam sebuah acara / upacara. Ungkapan ini menunjukkan ukuran penting dan nilai berbicara dalam budaya Bosur Soala Ni Mangan,Mahap soala ni ala ni sitaonon,Mahap ala ni kenyang bukan karena makan, puas bukan karena minum. Kenyang karena penderitaan, puas karena. Pantun ini mengungkapkan penderitaan yang dialami seseorang. Penderitaan sering dianggap sebagai takdir. Takdir ditentukan oleh Debata Mula Jadi Na Bolon Allah Sang Pencipta harus diterima dengan pasrah saja. Ada orang yang menyerah saja pada penderitaan dan menjadi apatis. Namun untuk sebagian besar pandangan sebagai ajaran / didikan, yakni mendidik untuk tabah menghadapi segala cobaan hidup, mengalahkan dan sekaligus menanamkan rasa patuh kepada orang tua, raja, hula-hula keluarga, nenek moyang dan Debata Mulajadi Na ni dandorung,Tu dangka ni iba jumonokjonok,Tu na so oroan kayu dandorung, ke dahan kayu silasila. Dilarang mendekati, perempuan / wanita, jika tidak istri sendiri. Pantun ini menasehatkan agar seorang pria tidak melakukan pendekatan kepada perempuan yang bukan istrinya apalagi sampai melakukan perzinahan. Biasanya orang yang berzinah dihukum secara ni satua,Tu pat ni ma panguba,Mamora na tikus, Ke kaki burung puyuh. Lenyap/hilanglah si pengingkar janji, Dan kayalah yang diingkari. Seorang yang mengingkari janji, apalagi sering-sering mengingkari akan hilang mati karena tindakannya dan orang yang diingkari akan menjadi kaya. Orang yang mengingkari janji dikutuk dan ditolak oleh masyarakat umum, sedangkan orang yag diingkari mendapatan dan pemberian yang baik dari sang pemberi rahmat. Dia akan menjadi kaya dalam hidupnya. Padan adalah janji atau perjanjian, ikrar yang disepakati oleh orang yang dijanjikan. Akibat dari pelanggaran lebih dari hukum badan, karena ganjaran atas pelanggaran padan janji tidak hanya ditanggung oleh sipelanggar janji padan, tetapi juga sampai pada generasi-keturunan berikutnya. Ada kepercayaan kutukan di dalamnya. Padan bersifat pribadi dan rahasia, diucapkan tanpa saksi atau dengan saksi. Jika padan diucapkan pada waktu malam maka saksinya dapat ditemukan bulan maka disebut padan marbulan. Dan jika diucapkan pada siang hari saksinya adalah menemukan hari dan matahari disebut padan marwari. Nilai menepati janji cukup kuat pada orang Toba. Ini mungkin ada budaya padan yang menyatakan perbuatan ingkar janji merupakan yang sada holbung,Pege rap tu toru,Mangangkat rap tu satu kumpulan, Jahe satu rumpun batang. Serentak ke bawah, Serentak ke atas. Umpama ini digunakan untuk kerabat sedarah dan satu keluarga Batak dongan sabutuha. Pepatah ini menikmati kebersamaan untuk menikmati duka dan derita, suka dan kegembiraan. Sejajar dengan ungkapan ”ringan sama dijingjing, berat sama dipikul”. Dari ungkapan ini terbersit arti yang mendalam dari kekerabatan yang dianut oleh orang Batak Toba. Kekerabatan mencakup hubungan suku primordial, kasih sayang dipupuk atas hubungan diusahakan atas dasar unsur-unsur Dalihan Na Tolu. Hubungan antar manusia dalam kehidupan orang Batak Toba diatur dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Hubungan ini telah disosialisasikan kepada generasi dari generasi berikutnya. Hubungan ini telah ditanamkan kepada anak sejak dia mulai mengenal lingkungannya yang paling dekat, misalnya dengan orang tua, sanak saudara dan kepada keluarga dekat. Pengertian marga dijelaskan dengan baik sesuai dengan kode etik Dalihan Na Tolu. Tata cara kehidupan, cara bicara, adat-istiadat diatur sesuai dengan kekerabatan di atas dasar Dalihan Na Tolu pande dorpi laho padimposhon,sip parmihi mihim laho manegai!ArtinyaSehebat apapun tujuan dalam adat Batak, pada akhirnya untuk kebaikan. Diam tidak menyelesaikan godang tu aek laut, Dos ni roha sibahen na ini mengungkapkan bahwa kesepakatan pembayaran yang akan terjadi / Dengan Keputusan bersama,itulah Yang Akan membuat Sesuatu Tuhan talu ma ahu maralohon dongan, jala sai pamonang ma ahu maralohon musu!ArtinyaSisi positif dari orang Batak adalah tegas dalam putus asa, pantang menyerah dan berbudi luhur. Ungkapan diatas merupakan doa agar kalah melawan kawan tetapi harus menang melawan tano-tano,Rangging masi ranggongan,Badanta padao-dao,Tondintai masigonggomanArtinya Sirih yang masih menjalar di tanah, Menjalar saling tumpang tindih-menindih. Tubuh kita saling berjauhan, Roh kita saling berdekapan. Umpasa ini memiliki nilai religi tradisional yang membandingkan sifat daunan sirih dengan pemahaman religi terhadap manusia yang terdiri dari dua unsur, yaitu tubuh dan roh. Kebiasaan dari daunan sirih apabila masih menjalar di tanah akan saling tumpang tindih dengan lainnya. Demikian juga halnya dengan kebiasaan daunan sirih itu dibandingkan dengan manusia, walaupun saling berjauhan tetapi rohnya akan saling tumpang tindih dan berdekapan satu dengan yang sitamba tua,Parlinggoman ni si borok,Tuhanta na martua,Sudena hita diparorotArtinya secara Harfiah Padi yang merunduk, Tempat perlindungan berudu. Tuhan kita yang Esa, Semua kita dilindungi. Umpasa di atas, membandingkan kebiasaan binatang dengan kepercayaan terhadap ke-Esaan Tuhan. Antara sampiran dan isi hubungan yang sangat dekat sekali dengan “sifat memberikan perlindungan”. Pada sampiran, diuraikan sifat batang padi yang bernas akan selalu merunduk sehingga keadaan permukaan air di bawah pohon terlindung. Keadaan tersebut dimanfaatkan berudu untuk berlindung dari panas matahari atau intaian dari semua pemangsa. Selanjutnya, pada isi dijelaskan ke-Esaan Tuhan pancipta langit dan bumi yang telah melindungi semua umat manusia. Oleh karena itu, Tuhanlah tempat perlindungan ma pagabe,Tumundalhon sitadoan,Ari muna do gabe,Molo masipaolo-oloanArtinya Balintang adalah pagabe, Membelakangi sitadoan. Kehidupan akan sejahtera, bila seia-sekata. Umpasa di atas, membandingkan cara kerja sistem peralatan bertenun dengan kehidupan manusia yang saling tolong menolong. Pada sampiran dijelaskan sistem kerja alat bertenun saling membantu satu sama lain, sehingga dapat menghasilkan ulos yang kaya akan “nilai” budaya. Pada isi, diharapkan kepada keluarga yang memiliki hajatan agar selalu seia-sekata atau bermusyawarah/ mufakat dalam segala hal. Dengan demikian, kehidupan akan damai sejahtera karena saling tolong-menong atau mula hata, topot mula uhumArtinya Sapa merupakan dari awal pembicaraan, kunjungan awal dari suatu hukum. Perumpamaan ini, masih melekat pada masyarakat Batak Toba pada saat ini. Setiap pelaksanaan adat akan mengaplikasikannya dalam bentuk pembicaraan, dimana akan terjadi pembicaraan dan jawaban yang berkenaan dengan konteks adat yang saja yang digunakan untuk digunakan dalam sehari-hari tetapi menggunakan umpama/umpasa yang tertutup dan tertutup oleh keterusterangan sehingga kesannya berbelit-belit jika dipandang sebelah umpasa ketika upacara adat perkawinan Batak Toba memiliki makna simbolik sebagai komunikasi antara pihak-pihak yang berkompoten untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara. Setiap orang dari suatu misi, pada awalnya selalu ingin mencoba keinginannya dalam umpasa yang memiliki simbol. berharap-keinginan akhirnya, akan terjawab karena pembicara-pembicara dari utusan sudah dapat menangkap keinginankeinginan tersebut karena mereka sudah melakukannya dengan sebagai komunikasi diantara pembicara dari setiap utusan, umpasa dapat juga berperan sebagai sarana bermohon kepada Tuhan Yang Mahaesa. Permohonanpermohonan tersebut selalu menyukai keinginan dan kepentingan serta harapan-harapan yang diinginkan atau dicita-citakan oleh setiap orang/ umum penggunaan umpasa ketika upacara adat perkawinan, jumlahnya selalu ganjil dapat terdiri dari 3, 5, dan 7 untai umpasa, tergantung pada orang yang menggunakannya karena angka-angka tersebut pada masyarakat Batak memiliki pengertian yang baik, seperti yang terdapat di bawah ini halumpang ma,Bahen togu-togu ni lombu,Saur matua ma hamu,Ro dinapairing-iring Tumbuhan merambat halumpang, diikatkan ke hidung lembu. Semoga panjang umur kalian, Sampai memandu tubu ma tambisu,Di toru ni pinasa,Sai tubu ma dihamu anak na bisuk,Dohot boru na uli Tumbuhlah pohon tembisu, Di bawah pohon nangka. Lahirlah putra yang bijaksana, Dan putri yang cantik dan baik ma dingin- dingin,Di tonga-tonga ni huta,Saur ma hita madingin,Tumangkas hita Tumbuhlah pohon penyejuk, Di tengah-tengah perkampungan. Semogalah kita, Serta memiliki harta sitamba tua, Parlinggoman ni siborok, Luhut ma hita martua, Debata ma na Padi si tamba tua, Tempat perlindungan berudu, Semua kita panjang umur, Dilindungi Tuhan Yang ni solu, Sai sahat ma tu bontean, Leleng hita mangolu, Sai sahat ma tu Sampailah biduk, Sampai ke tepian, Semoga panjang umur, Tercapailah cita-cita dan ini selalu digunakan oleh pihak hula-hula ketika melaksanakan upacara adat perkawinan pada masyarakat Batak Toba. Umpas memiliki makna simbolik agar keluarga yang dibentuk mendapat berkat berupa hagabeon memiliki putra dan putri, hamoraon memiliki kekayaan harta benda, hasangapon memiliki Wibawa dan terpandang, dan saur matua panjang umur dan dapat mencapai cita-cita. Jika umpasa ini selesai dikatakan oleh seseorang maka seluruh hadirin menjawab dengan kata Ima tutu demikianlah.Pada akhir acara adat perkawinan, setelah semua pihak Hula-hula selesai memberikan ulos,petuah, dan kata-kata berkat/harapan kepada pengantin dan semua pihak paranak, maka pihak paranak akan memberikan pujian atau kemurahan hati Hula-hula yang telah memberikan berkat sebagai inti dan kata akhir dari upacara adat perkawinan. Salah seorang dari paranak menjawab diiringi dengan penggunaan umpasa, agar segala persembahan petuah, berkat, dan harapan untuk hidup dapat terwujud,terutama untuk keluarga ninna anduhur Tio ninna lote,Sude hata nauli,Sai unang muba, unang moseArtinyaTurtu kicauan burung perkutut, Indah kicauan burung puyuh. Semua petuah/berkatJangan berganti, jangan sampulu pitu Jumadi sampulu ualu Hata na uli dahot pasu-pasu Boanon nami mai tu tonga ni jabuArtinya Bilangan tujuh belas, Selanjutnya delapan belas. Semua kata petuah dan berkat, Kami bawa ke dalam daduka tu andor purba tua Sai horas hula-hula nami jala torkis Sai gabe jala saur matuaArtinya Tumbuhan memiliki adalah tumbuhannya, Tumbuhan purba tua, Sejahteralah hula-hula kami dan sehat, berketurunan dan Ungkapan Bijak bahasa batak,yang biasa Di ucapkan oleh Raja Parhata,Yang memiliki makna Dan Arti yang kuat pada Suku Vol 2 No. 3 Desember 2012 ISSN 2089-3973 18 Peran Sastra Etnis Batak dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter 3). Poda, artinya pengajaran, amanat, nasihat, saran (Warneck, 2001: 246).Sastra yang bermuatan mendidik, nasehat dan petunjuk, sering sekali berisi konsekwensi-konsekwensi suatu perbuatan yang baik dan yang buruk. Horas ma dihita saluhutna. Dison rodo hami nanaeng paboahon saotik turi-turian. Ima taringot Umpasa di Halak Hita Bangso Batak. Ale, parjolo mandok santabi ma hami tu hamu natua-tua nami amang dohot inang soripada, dohot tu hamu ale dongan. Dang namanggurui hami, holan marbagi turi-turian do. Tujuan nami holan sada do, ima asa tetap do hita ingot tu akka hata-hata na denggan taringot tu habatakonta. Pada dasarnya, Gaya Hidup Orang Batak dalam menjalankan Adat Istiadat Bangso Batak tidak lepas dari berbalas pantun, di acara Pesta-Pesta Batak, apapun jenis pestanya. Berbalas pantun ini biasa disebut mar-UMPASA, UMPASA bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia sehari-hari adalah PANTUN. Makna yang terkandung di dalam kata UMPASA ini sangatlah dalam, dan biasanya kata UMPASA ini adalah Pesan atau Nasehat bagi kita. Di akhir pengucapan hata UMPASA ini akan dijawab oleh khalayak umum dengan sebutan “EMMATUTU” atau “IMATUTU“, yang artinya SEPAKAT atau SETUJU, atau bahasa gaulnya Anda bahwa di zaman sekarang ini, yaitu zaman modern atau biasa disebut zaman smartphone, kata-kata UMPASA masih terus digunakan. Mungkin inilah salah satu uniknya Adat Batak. Luar biasa bukan. Situs ini mencoba kembali memaparkan beberapa Kumpulan Umpasa dalam Budaya Adat Batak Toba yang berhasil kami himpun dari beberapa media blog di internet, tentu tujuannya agar kita selaku kawula muda Batak tetap dan selalu mempertahankan budaya kita. Lebih lanjut simak di bawah Kumpulan Umpasa dalam Budaya Adat Batak TobaDijolo raja sieahan, dipudi raja sipaimaonHormatan do natua-tua dohot angka raja.Sada silompa gadong, dua sitiop puli,Sada pe hami na mandok hata, Naung sude ma hami batu martindi sada do sitaon nadokdokUnang maharaphu tu dongan.Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dameUnang sai jujur-jujuri salani dongan, alai bolushon ma.Siboru buas siboru Bakkara, molo dung puas sae soada maraDame ma.Sungkunon poda natua-tua, sungkunon gogo naumposoBertanggung-jawab.UMPASA NI NAPOSO BULUNGBuat orang-orang mudaJolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan,Jolo sinukkun marga asa binoto ma luluon da goreng-goreng bahen soban,Tudia ma luluon da boru Tobing bahen ma luluon da dakka-dakka bahen soban,Tudia ma luluon da boru Sinaga bahen ni pealangge hotek-hotek laho marpiraSirang na mar ale-ale, lobianan matean ni dandorung tu dakka ni sila-sila,Ndang iba jumonok-jonok tu naso oroan dope sikkoru da nungga dihandang-handangi,Metmet dope si boru da nungga do bittang di langit, si gara ni api sada doTorop do si boru nauli, tinodo ni rohakku holoan ho doRabba na poso, ndang piga tubuan lataHami na poso, ndang piga na umboto hataUMPASA MANJALO TINTIN MARANGKUPUntuk pasangan saat tukar cincinBulung namartampuk, bulung ni simarlasuna,Nunga hujalo hami tintin marangkup,Dohonon ma hata pe jabu i, tong doi margulang-gulangSian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni tong doi lubang nangpe dihukkupi rere,Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap do rere, dakka do dupang,Anak do bere, Amang do do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua,Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung TU NA BARU MARBAGASUntuk pasangan yang baru menikahDakka ni arirang, peak di tonga onan,Badan muna naso jadi sirang, tondi mu ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru,Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot ni Pakkat tu rimbur ni Hotang,Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot ni sale-sale, dengke ni Simamora,Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu ni solu, sahat ma tu labuan,Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani solu, sahat di parbinsar ni ari,Leleng ma hamu mangolu jala di iring-iring Tuhan ganup ma pangula, dipasae duhut-duhutMolo burju marhula-hula, dipadao mara ijuk tu ruma gorga,Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok ma pagabe tumundalhon sitodoan,Arimu ma gabe molo ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon,Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna hadukka ma patogu-togu lombu,Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu MANGAMPUBulung ni Taen tu bulung ni TulanBa molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan,Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon,Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali durung si Tuma laos dapot mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan,Napogos hian iba, boi do gabe si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan,Angka pasu-pasu na ni lehon muna,Sai dijangkon tondi ma dohot Jabi-jabi, marbulung ia si TulanAngka pasu-pasu na pinasahat muna,Sai sude mai dipasaut sampulu sada, jumadi sampulu tolu,Angka pasu-pasu pinasahat muna,Sai anggiatma padenggan sapulu pitu, jumadi sapulu ualu,Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami,Diampu hami ma di tonga ninna anduhur, tio ninna lote,Angka pasu-pasu pinasahat muna,Sai unang ma muba, unang pidong sibigo, paihut-ihut bulan,Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut do jambulan, nidandan ni boru SamaraPasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula,Mambahen marsundut-sundut soada bulung nisabi, baen lompan ni pangulaSahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami,Sai horas ma nang hamu tu aek natio do hamu, riong-riong di pinggan pasu,Hula-hula nabasa do hamu, na girgir UMPASA NA ASINGMartahuak ma manuk di bungkulan ni ruma,Horas ma hula-hulana,songoni nang akka ma pulguk, pulguk di lage-lage,Sai mora ma hita luhut, huhut horas jala madungdung, pilo-pilo na maragar,Sai tading ma na lungun, ro ma na bulu sibahen na las,Tabahen uhum mambahen na ni Simbolon parasaran ni si borok,Sai horas-horas ma hita on laos Debata ma na ma sigompa, golang-golang pangarahutna,Tung so sadia pe naeng tarpatupa, sai anggiat ma godang ni Siantar godang rambu-rambuna,Tung otik pe hatakki, sai godang ma si puti, nakkok sideak,Ia i na ummuli, ima ta godang tu aek laut,Dos ni roha sibaen na tano-tano rangging marsiranggongan,Badan ta i padao-dao, tondita i tabu-tabu mandompakhon mataniari,Sai hot ma di hamu akka pasu-pasu, laho marhajophon akka na ni pinasa, hasakkotan ni jomuran,Tung aha pe dijama hamu, sai tong ma dalan ni di aek Sihoru-horu, manjala di aek Sigura-gura,Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora ni Simalungun, tu dolok ni SimamoraSalpu ma sian hamu na lungun, sai hatop ma ro si las ni ni Halak Batak dan ArtinyaManat unang tartuktuk, dadap unang tarrobungArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukanJolo nidodo asa hinonongArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukanJolo tinaha garung niba, niantan sulangat nibaArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik kalau kita menyadari kemampuan diri godang tu aek laut, dos ni roha sibahen na sautArtinya Musyawarah untuk mufakatBalintang ma pagabe tumandangkon sitandoanArinta ma gabe molo marsipaoloanArtinya Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekataAmporik marlipik, onggang marhabang,Gabe parboli na otik laos gabe do parboli na godangArtinyaNamandanggurhon tu dolok do molo basa namarhula-hulaArtinyaJanji urat ni eme tu laklak ni simarlasuna, Adat na denggan na so ra sega, uhum na uli na so ra muba i, asa manumpak ma Tuhanta i sinur ma pinahan gabe na niula jala horas ma baringin, mardangka ma hariara, matorop ma hamu maribur, matangkang ma marrongkap mai songon bagot, marsibar songon ambalang, jala sai masigomgoman ma tondi ni nasida tu na ni hariara ma pinangait-ngaithon, tubuma dihamu anak dohot boru, sai unang ma ma pagabe tumandakhon sitadoan, saut do hamu gabe asal ma tontong ni batu ma hamu, pandakdahan ni simbora, Gabe do hamu jala sarimatua asal ma sai marsada ni rohaAi na tinapu salaon, salaon situa-tua, Denggan ma hamu masianju-anjuan asa saut gabe jala situbu laklak ma hamu situbu singkoru di dolok ni purbatua, sai tubuan anak ma hamu tubuan boru, donganmuna na bolon bahen parlape-lapean, Sai tubu ma di hamu anak dohot boru na bolas na mandung-dung tu pilo-pilo marajar, Tading ma antong na lungun, sai roma na ni soluma sahat tu bontean, Sahat ma hamu tu parhorasan, sahat tu ma na dolok martungkot sialagundi, adat ni ompunta sijolo-jolo tubu siihuttonon ni na di bulu sibahen nalas, Sinuan uhum sibaen na dolok muba duhutna, muba luat sai adong do muba na masak di gagat ursa , ia i namasa ima di godang aek laut, dos niroha sibahen nasautSori manungkun sori mandapot, sai matua marpanungkun tu na do botohon, ujungna jari-jari, Bangko nihata si dohonon, asal ma jumolo na poso na so tubuan lata, halak na poso na so umboto ni sibaganding di dolok ni pangiringan, horas ma hamu na marhaha maranggi, sai ni tangan, sitongka i bolahononhon, bola-bola ni halak, sitongka i randorung bontar gotana, Dos do anak dohot boru nang pe pulik margana, ai dompak marmeme anak, dompak do tong marmeme boru, andung ni anak sabulan di dalan, andung ni boru leang-leang songgop tu parapian, Bolak ni rosu angka na marpariban, sai masitopot-topotan songon pidong niida ni mata paula so niida, na binege ni pinggol paula so ni Batak di na laho marsirangLagu batak tentang marsirang adong, umpasa halak batak di na laho marsirang tong do adong. Songonon ma akka umpasa batak na lao marsirang Pidong sitapitapi, habang diatas haumaHoras ma hamu na hupaborhat hamiHoras hami na tininggalhonmunaDolok ni Panampahan, tondongkon ni TarabungaSai horas ma hamu dipardalanan songoni dung sahat tu inganan munaTombak ni Sipinggan di dolok ni SitaponganDi dia pe hita tinggal, sai tong ma hita masihaholonganEme sitambatua parlinggoman ni siborokAmanta Debata do silehon tua, sai luhutna ma hita diparorotMangerbang bungabunga, ditiur ni mata ni ariSelamat jalan ma dihamuna, selamat tinggal ma di hamiUmpasa Batak Mangadopi natua tuaUmpasa Batak sidohonon molo dohot iba mangadopi natua tua namanjalo sipanganon sian angka anakkonnaAndor halumpang ma togutogu ni lombu dohot togutogu ni horbo laho tu LapogambiriSai saur ma hamu leleng mangolu paihutihut pahompu sahat tu na marnono dohot marniniTinpu bulung ni sabi nibutbut pinaspashonI dope na tarpatupa hami ba i ma jolo tahalashonHata sian undangan tu natuatua i Polta bulan i Ama ni Manggule Ro nuaeng angka pomparanmu mamboan sipanganon ba dohot hami mauliateTubu ma singkoru di dolok ni SimamoraSai torop ma anak dohot boru na basa jala sisubut rohaTubu dingindingin jonok tu simartoluHoras ma tondi madingin pir tondi matoguSai ro ma nipi na uli sai leleng hamu mangoluHaliangan ni nono dohot nini raphon anak dohot boruHata ni undangan tu ianakkon na mamboan sipanganon Binolus Purbatua laho tu ParsingkamanNaburju marnatuatua ingkon sai dapotan pandaramanLaho pe ibana mangula sai na dao ma parmaraanSai dapotsa na niluluan sai jumpang na jinalahanTaringot di sipanganon na binoanmuna tu natuatua i Disi do gandina, disi do nang gandonaDisi do daina disi do nang tabonaSirsir ansimna jala hona dohot asomnaAsa dohonon nami ma Bagot na marhalto ma di ladang ni PanggabeanHoras ma hami na manganhon, lam martamba sinadongan di hamu na mangaleanIa siula tano do hamu ba on ma dohononnami Binanga ni Sihombing binongkak ni PurbatuaTu sanggar ma amporik tu lombang ma satuaSai sinur ma pinahan gabe na niulaMolo partigatiga do hamu ba on ma dohonon namu Tinampul bulung bira bahen saong laho tu ladangSai mangomo ma hamu sian tigatiga ba sai maruntung ma sian dagangMolo tung sipata rugi hamu ba sai dapot nian nidok ni umpasa Soban rantingranting soban ni SijamapolangBa molo rugi hamu sian antinganting, ba sai mangomo ma sian golangMolo pegawai do hamu ba on ma dohonon nami Tinapu bulung salaon dongan ni bulung si tulanBa sai naek pangkat ma hamu ganup taon, sai tamba gaji tiap bulanMolo adong di hamu na so hot ripe dope on ma dohonon namiParik ni Lubutua hatubuan ni bulu duriNa burju marnatuatua sai ingkon dapotan rongkap na uliBaangkup ni i Molo adong disi hulingkuling sai adong ma disi holiholiMolo adong disi na so muli sai adong do rongkap ni i naso mangoliSahatsahat ni solu ma sahat di rondang ni bulanSai leleng ma hamu mangolu jala sai dipasupasu TuhanUmpasa Batak Tingki MangapuliJotjot do tadok Tua na so taraithon, Soro ni ari na so tarhaishoAlai dumenggan do dohonon umpasa on Ramba ni Sipoholon marduhutduhut sitataLas ni roha dohot sitaonon sude do i sian Amanta DebataAsa Hau ni Gunungtua, dangkana madaguldagulTibu ma dilehon Tuhanta dihamu tua, jala tibu hamu diapulapulPoltak bulan tula, binsar ia mata ni ariTibu ma ro tu hamu soritua, singkat ni sori ni ariAngkup ni i Hotang binebebebe, hotang pinilospulosUnang iba mandele, ai godang do tudostudosTamba muse Hotang benebebebe, hotang ni SiringkironUnang iba mandele, ai godang dope sihirimonOn pe Dolok ni Simalungun ma tu dolok ni simamoraSai salpu ma angka na lungun, hatop ma ro silas ni rohaUmpasa Ni Halak Batak UmumPir ma tondi madinginHoras tondi matoguMamora hamu madinginLeleng ma hamu mangoluTampulan sibagandingDiatas na pangiringanTugabenama hamu saluhutnaTondi muna sai masipairing-iringanSinuan hariara bahen partungkoan di tonga ni hutaSinur ma napinahan tugabena naniulaNadihuta unang marmaraHoras-horas ma hamu Sasude tumpakon ni Tuhanta NamartuaTangki ma jala walangGalinggang jala garegeTubu ma anak partahi jala ulu balangDohot boru maduma jala paremeTubu ma sanggar di holbung-holbungTubu arung di honuk-honukTubu ma dihamu anak namalo marpollungDohot boru namalo marsondukTubuan lak-lak tubuan singkorungDi dolok ni purbatuaTubuan anak tubuan boruDongan muna saur matuaAndor ris ma andor rasDidolok ni lobutuaTorkis-torkis ma horas-horasJala dapotan tuaPinantingkon hujurTu julu ni topianHoras ma hamu saluhutJala dapotan pancarianBagol namadungdungTupilo-pilo namarajarDao ma nalungunSai ro ma na jagar tu joloan onBagol bogilBagol so habal-balanSalpu ma nahansitSai ro ma najagar tujoloan onBalintang ma pagabeTumundalhon sitadoanAri mu ma gabeAsal ma hamu masipaolo-oloanDiruma PohkiBahul-bahul pansalonganPir ma tondiJala luma panamotanDangka ni sitoropPinanghait-haithonTubu ma anak dohot boruSitongka panahit-nahitonhe..he..he…he…Bintang ma narumirisOmbun nasumoropAnak pe ririsBoru pe toropEme si tamba tua ma parlinggoman ni si borokAmanta Debata do Si lehon tuasaluhut na ma hitaon dari
Sastra Batak Toba lahir dari budaya Batak yang tumbuh berkat relasinya dengan alam, dunia sekitar dan orang-orang dari suku bangsa lain. • Pepatah atau ungkapan bijak dalam suku ini tidak diperoleh dari hasil pendidikan formal, tetapi dari pendidikan suatu perkumpulan, misalnya perguruan silat atau perkumpulan marga dan adat.
24 BAB IV PEMBAHASAN Makna Umpasa pantun Tintin Marakkup dalam pernikahan Batak Toba Umpasa pantun batak toba adalah karya sastra dalam bentuk syairpuisi yang berisi pernyataan restu, nasehat dan doa bagi orang yang mendengarnya. Umpasa pantun adat batak toba diperdengarkan dalam upacara adat dan ditujukan kepada muda-mudi, pasangan pengantin, upacara menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta kadang kala umpasa pantun juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara Adat Batak Toba pada acara Tintin Marakkup di pesta perkawinan, biasanya hanya ada 3 bagian umpasa yang di ungkapkan, yaitu umpasa Pembukaan, Umpasa Pemberkatan dan Nasehat, dan Umpasa Penutup atau Harapan. Pateda 2001 230 membagi makna ungkapan menjadi empat bagian yaitu 1. Membandingkan penyamaan 2. Menasehati 3. Mengharapkan sesuatu 4. Mengejek Dalam upacara Adat Tintin Marakkup, hanya ada tiga makna yang terkandung sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, karena dalam umpasa pantun Batak Toba dalam acara Tintin Marakkup tidak ada makna mengejek. Jadi, sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, maka dari hasil mengamatan penulis makna umpasa pantun dalam Tintin Marakkup ada tiga yaitu 25 1. Makna Membandingkan penyamaan Umpasa pantun yang menggambarkan makna membandingkan penyamaan dalam acara Tintin Marakkup dapat dilihat dalam contoh data berikut ini Data 1. Hot pe jabu i walaupun rumah itu berdiri kokoh Sai tong do i margulangulang pasti rumah itu akan bergoyang Tung sian dia pe mangalap boru bere i siapapun yang dipesunting si pengantin laki-laki Sai hot doi boru ni tulang dia tetap dianggap putri paman Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Hot mempunyai makna kokoh, teguh, erat, dan tak goyah. Jabu dalam bahasa indonesia adalah rumah atau tempat tinggal,rumah Adat Batak disebut jabu Bolon rumah yang besar dibangun dari kayu dan diberikan berbagai ukiran Batak Toba dan beratapkan ijuk Margulangulang adalah jatuh dengan berguling-guling atau bergoyang-goyang. Tung sian dia pe mangalap boru bere i, Sai hot doi boru ni tulang adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menyamakan kedudukan dan hak sipengantin perempuan seperti putri dari paman sipengantin laki-laki. Dengan demikian, kalaupun pengantin laki-laki mempersunting marga yang lain selain marga pamannya itu, pengantin perempuan tetap dianggap marga yang sama dengan marga pamannya. Data 2 Sai tong doi lubang rumah berlantai papan yang berlubang nangpe dihukkupi rere walaupun dititupi dengan tikar Sai tong doi boru ni Tulang 26 perempuan yang tetap dianggap putri paman manang boru ni ise pei dialap bere perempuan yang dinikahi pengantin laki-laki Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Dihukkupi berasal dari kata hungkup yang berarti tutup, jadi dihukkupi adalah ditutupi Rere adalah tikar yang buruk, yang rusak dan yang telah lusuh. Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya dalam sebuah pesta pernikahan seorang laki- laki yang menikah dengan perempuan lain, tetap di anggap sebagai putri paman pengantin laki-laki. 2. Makna Menasehati Umpasa pantun yang menggambarkan makna menasehati dalam acara Tintin Marakkup dapat dilihat dalam contoh data berikut ini Data 3 Napuran ni parsoburan sirih yang berasal dari parsoburan tu gambir ni sitapongan getah kayu yang bisa dimakan tong-tong ma hamu nadua sauduran tetap satu jalan menuju yang benar jala masi haholongan satu hati membentuk rumah tangga yang bahagia Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Napuran adalah sirih yang merupakan campuran dari kapur dan daun sirih Parsoburan adalah nama tempat atau daerah Gambir adalah getah kayu yang dapat dimakan sebagai campuran sirih Sitapongan berasal dari kata tapongan yang berarti keranjang kecil atau bakul, jadi sitapongan adalah segalah sesuatu yang bisa dimakan yang diletakkan kedalam sebuah bakul atau keranjang kecil. 27 tong-tong ma hamu nadua sauduran, jala masi haholongan adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menunjukkan pasangan pengantin tersebut agar bersama-sama menjalani kehidupan rumah tangga, dan satu hati dalam membina rumah tangga yang bahagia dan penuh cinta. Data 4 Dangka ni arirang ranting dari pohon nira peak ni tonga ni onan yang terletak ditengah-tengah pasar badan muna naso jadi sirang pernikahan yang tidak bisa diceraikan tondimu tong-tong masigomgoman. hati dan jiwa yang saling merangkul Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Dangka yang artinya ranting, cabang, dan dahan dari suatu pohon Arirang adalah pohon nira yang dibuat irisan untuk mendapatkan tuak Peak adalah terletak, terbaring, dan tertidur Onan adalah pasar pusat perbelanjaan. badan muna naso jadi sirang, tondimu tong-tong masigomgoman adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya pengantin harus berjanji untuk tidak bercerai kecuali di pisahkan oleh kematian. Pengantin juga harus saling melengkapi satu sama lain agar terjalin hubungan yang harmonis. Data 5 Jumpang na niluluan menemukan sesuatu yang dicari Dapot na jinalahan mendapatkan apa yang dijalani I ma dongan sahaholongan satu cinta yang abadi Dohot dongan sapanghilalaan satu perasaan dan satu pemikiran Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Jumpang yang artinya jumpa atau menemukan sesuatu 28 Niluluan berarti sesuatu yang dicari Jinalahan adalah kehidupan yang sedang dijalani Sahaholongan berasal dari kata holong, yang artinya cinta atau kasih sayang Sapanghilalaan berasal dari kata hilala, yang artinya rasa atau perasaan. I ma dongan sahaholongan, Dohot dongan sapanghilalaan adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menggambarkan seseorang yang harus saling memahami, saling pengertian satu sama lain agar seia-sekata dalam suka dan duka, dan menjadi pasangan yang satu perasaan dan satu pemikiran. 3. Makna Mengharapkan Sesuatu Data 6 Rumah ijuk di jolo ni sopo gorga Rumah beratap ijuk di depan lumbung yang berukir Asi ni roha ni Amanta Debata kasih dari Tuhan yang Maha Esa Sai dilehon ma dihamu Semoga diberi kepada kalian Anak na bisuk dohot boru namarroha Putera yang cerdik dan puteri yang bijaksana Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Sopo yang berarti lumbung padi atau berupa ruangan terbuka untuk menyimpan sesuatu atau tempat berkumpul untuk menerima tamu Gorga artinya ukiran atau lukisan berupa pahatan Bisuk berarti Pandai, cerdik dan cerdas, serta punya banyak akal. Sai dilehon ma dihamu , Anak na bisuk dohot boru namarroha adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya sebuah harapan bagi pengantin agar setelah menikah segera mendapatkan momongan, putera-puteri yang berbudi baik, cerdas dan bijaksana. Data 7 habinsaran hapoltakan ni matani ari matahari terbit dari timur Hasundutan hapoltakan ni bulan 29 bulan terbit dari barat Sai tubu ma anak na malo mansari semoga lahir anak yang giat bekerja mencari nafkah Dohot boru na boi paulaean dan anak perempuan yang murah hati Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Habinsaran adalah tempat matahari terbit yaitu arah timur Hapoltakan adalah tempat terbitnya matahari dan bulan Hasundutan adalah tempat bulan terbit yaitu terbit di arah barat Tubu yang artinya lahir Mansari yang artinya pintar mencari nafka Paulaean yang artinya sikap sesorang yang murah hati dan pengasih. Sai tubu ma anak na malo mansari, Dohot boru na boi paulaean adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya sebuah kalimat harapan yang berharap agar pengantin kelah melahirkan anak laki-laki yang pandai mencari nafkah, menjadi pemimpin rumah tangga yag bijaksana, dan anak perempuan yang murah hati dan pengasih, menjadi anak perempuan yang penyayang dan dapat di andalkan. Data 8 Mandurung di aek Sihoru-horu menjala ikan di sungai yang deras manjala di aek Sigura-gura menjala di sungai Sigura-gura Udur ma hamu jala leleng mangolu berkumpul dalan kehidupan yang panjang umur hipas matua sonang sora mahua sehat sentosa hingga beranak cucu Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Mandurung artinya menangkap ikan menggunakan sebuah alat yang terbuat dari kain ataupun jala. Aek artinya air Manjala berarti menangkap ikan menggunakan jala Sigura-gura adalah nama suatu tempat atau lokasi Udur berarti berkumpul, bersama-sama dan beriringan Hipas artinya sehat walafiat lahir dan batin. 30 Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora mahua adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar kelak pengantin membina keluarga yang selalu panjang umur, terberkati dan berkumpul dalam suatu ikatan kekeluargaan yang baik dan hidup damai hingga beranak cucu. Data 9 Bintang na rumiris bintang dilangit yang berlimpah ruah Ombun nasumorop embun pagi yang sejuk Anak pe riris melahirkan banyak anak laki-laki Boru pe torop dan melahirkan anak perempuan yang banyak juga Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Rumiris berasal dari kata riris yang artinya banyak, berlimpah-ruah, dan berjejer Ombun artinya embun, atau awan Torop artinya banyak atau ramai. Anak pe riris, Boru pe torop adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar kelak pengantin mendapatkan anugerah dan melahirkan banyak anak laki-laki dan banyak anak perempuan yang membawa rejeki bagi mereka, dan menjadi keluarga yang besar dan terpandang. Data 10 Harbangan dalan tu huta Pintu masuk kesuatu kampung Balatuk dalan tu jabu tangga jalan menuju kerumah Sai hatop ma hamu mangabing-abing semoga cepat dikaruniai anak Jala anak buha baju dan anak pertama yang lahir adalah laki-laki pembawa marga Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Harbangan artinya pintu gerbang atau pintu masuk 31 Balatuk artinya anak tangga rumah adat batak Toba Dalan berarti jalan Hatop artinya cepat atau segera Mangabing-abing artinya menggendong atau menimang Jala, dalam kalimat diatas merupakan sebuah kata penghubung, yang artinya Serta atau Dan Buha baju artinya anak pertama atau anak sulung Sai hatop ma hamu mangabing-abing, Jala anak buha baju adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar pengantin segera mendapatkan anak, dan melahirkan anak sulung yang berjenis kelamin laki-laki sebagai pembawa nama, marga dan garis keturunan dalam keluarga suku batak Toba. Nilai-nilai Budaya yang terdapat pada upacara Tintin Marakkup dalam
Dibawahini akan dibahas pantun dalam batak toba dan artinya dalam bahasa Indonesia Jjujur do mula ni bada, bolus do mula ni dame Artinya : kejujuran adalah awal dari pertengkaran, melewatinya permulaan kedamaian (diajarkan untuk melakukan sesuatu itu tidak diawali dengan pertengkaran tetapi harus memusyawarakannya terlebih dahulu) 2. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 060122 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d80d659e83e41d4 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
p>Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kajatisu), Idianto, SH,MH menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Toba ,Kejari Toba Samosir, dan semua pihak yang telah ikut membantu memfasilitasi sehingga rumah Restorative Justice (RJ) Sopo Batak Naraja di Desa Sigumpar Barat, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba dapat diresmikan hari ini. "Silakan dipakai sebagai tempat untuk menyelesaikan
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Konsep Menurut Kanus Besar Bahasa Indonesia 2007 4820 konsep ialah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa dapat saling mengerti. Menurut Hornby dalam Sudaryat, 2009 13, secara linguistik makna dipahami sebagai apa-apa yang diartikan atau yang dimaksud oleh kita. Makna berhubungan dengan nama atau bentuk bahasa Ullman dalam Sudaryat, 2009 13. Umpasa Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Umpasa biasanya dituturkan di upacara adat Batak Toba dan dituturkan oleh penatua adat atau orang yang mengerti tentang adat. Umpasa yang dituturkan berisi tentang kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan 6 Universitas Sumatera Utara yang disampaikan kepada tuhan. Umpasa yang dituturkan tersebut diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi marumpasa „berpantun‟ masih berkembang di masyarakat Batak Toba. Hal ini disebabkan keyakinan masyarakat tentang isi dari umpasa tersebut. Selain itu, umpasa masih tetap digunakan di setiap upacara adat masyarakat Batak Toba. Upacara adat lebih bermakna apabila umpasa dituturkan karena umpasa tersebut adalah sebagai berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi bertutur umpasa pantun juga terdapat di daerah suku Batak lainnya, seperti Batak Simalumgun, Batak Karo, Batak Pak-Pak, dan Batak Mandailing. Di masyarakat Batak Simalungun, umpasa tetap disebut umpasa, sedangkan di masyarakat Batak Karo, umpasa pantun disebut ndung-dungen. Kalau di daerah Batak Pakpak, umpasa pantun tetap disebut umpasa atau uppasa, sedangkan di daerah Batak Mandailing, umpasa disebut juga pantun. Perbedaan umpasa yang terdapat di masyarakat Batak Toba, Simalungun,Karo, dan Mandailinng terletak pada bahasa yang digunakan. Simbol Pada dasarnya, kemampuan manusia menciptakan simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi. Simbol sebenarnya merupakan salah satu bentuk model dari teori bahasa bagi kajian penelitian sosial budaya Kleden-Probonegoro, dalam Sobur, 2004 45. Simbol pada umumnya mempunyai makna yang bersifat ganda. Simbol dalam arti ganda ini diperoleh dengan menganalogikan arti pertama dengan arti kedua. Pendekatan simbolik dalam arti di atas memang banyak digunakan dalam 7 Universitas Sumatera Utara penelitian antropologi. Model simbolik juga salah satu bentuk kajian yang diperoleh dari teori bahasa. Hubungan antara simbol dengan sesuatu yang ditandakan dengan adanya sifat yang konvensional. Berdasarkan konvensi itu juga masyarakat pemakaiannya menafsirkan ciri dan hubungan antar simbol dengan objek yang diacu dan maknanya. Ulos Ulos adalah tenun khas suku Batak. Tak hanya sebatas hasil kerajinan seni budaya, ulos juga memiliki makna. Sebagian besar masyarakat Batak menganggap ulos merupakan simbol ikatan kasih sayang, simbol kedudukan, dan simbol komunikasi. Ulos juga memiliki fungsi simbolik untuk berbagai hal dalam segala aspek kehidupan masyarakat Batak Toba. Mangulosi adalah salah satu hal yang penting dalam adat Batak Toba. Mangulosi artinya memberi ulos. Mangulosi bukan sekedar pemberian hadiah biasa, namun mangulosi dapat melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Dalam pemberian ulos juga memiliki aturan, orang yang mangulosi haruslah orang yang sudah dituakan, yang berarti orang tersebut memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding si penerima ulos tersebut. Upacara Adat Perkawinan Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk 8 Universitas Sumatera Utara keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nalom 1982 50 mendefinisikan pesta perkawinan dari sepasang pengantin merupakan jembatan yang mempertemukan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin pria merasa dirinya berkerabat dengan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin wanita, begitu pula sebaliknya. Upacara perkawinan adalah upacara adat yang penting bagi masyarakat Batak Toba, karena hanya orang yang sudah kawin yang berhak mengadakan upacara adat apapun yang ada dalam suku Batak Toba. Proses perkawinan dalam adat Batak Toba menganut hukum eksogami perkawinan diluar kelompok tertentu. Ini terlihat dari kenyataannya bahwa tidak ada laki-laki yang mengambil perempuan yang memiliki marga yang sama dengannya untuk dijadikan istri. Masyarakat Batak Toba Batak Toba tinggal di beberapa wilayah Sumatera Utara, seperti Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan. Suku Batak Toba adalah salah satu dari banyak suku di Indonesia. Bentuk kekerabatan dalam suku Batak Toba ada dua, yakni kekerabatan berdasarkan garis keturunan genealogi dan kekerabatan berdasarkan sosiologis. Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan dapat dilihat dari marga yang dimulai oleh si Raja Batak, semua orang Batak pasti memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis ialah terjadi karena perjanjian padanantara marga tertentu atau pernikahan, misalnya marga Nainggolan dan Siregar adalah marpadan berarti antara keturunan dari Nainggolan dan keturunan 9 Universitas Sumatera Utara Siregar tidak boleh menikahi satu sama lain. Lebih jelasnya, padan adalah ikrar janji yang telah diikat oleh leluhur orang Batak terdahulu nenek moyang yang mengharamkan pernikahan diantara kedua belah pihak dengan maksud menjaga hubungan baik diantara keduanya. Masyarakat Batak Toba sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya, dimana masyarakat tersebut saling menghormati yang diikat oleh Dalihan Na Tolu yang merupakan tiga tiang tunggu. Yang termasuk Dalihan Na Tolu antara lain hula-hula, dongan tubu, dan boru. Oleh sebab itu, di manapun dua orang Batak bertemu meski belum saling kenal, namun bila mereka memiliki marga yang sama pastilah mereka seolah-olah saudara dekat. Landasan Teori Antropolinguistik Sibarani 200450 mengatakan bahwa antropolinguistik secara garis besar membicarakan dua tugas utama yakni 1 mempelajari kebudayaan dari sudut bahasa dan 2 mempelajari bahasa dalam konteks kebudayaan. Antropolinguistik juga mempelajari unsur-unsur budaya yang terkandung dalam pola-pola bahasa yang dimiliki oleh penuturnya, serta mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan budaya penuturnya secara menyeluruh. Bahasa dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat, saling mempengaruhi, saling mengisi, dan berjalan berdampingan. Yang paling mendasari hubungan bahasa dengan kebudayaan adalah bahasa harus dipelajari dalam konteks kebudayaan, dan kebudayaan dapat dipelajari melalui bahasa Sibarani, 200451. Dengan kata lain, antropolinguistik 10 Universitas Sumatera Utara mempelajari kebudayaan dari sumber-sumber bahasa, dan juga sebaliknya mempelajari bahasa yang dikaitkan dengan budaya. Harafiah 200561 juga mengatakan bahwa antropolinguistik menganggap bahwa faktor budaya tidak bisa ditinggalkan dalam penelitian bahasa. Bahasa merupakan fakta yang harus dipertimbangkan dalam kajian budaya dalam kehidupan manusia. Inti masalah dalam kajian antropolinguistik adalah sistem kepercayaan, nilai, moral, tingkah laku, dan pandangan atau unsur-unsur yang mencorakkan budaya suatu kumpulan masyarakat. Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiappemakai bahas dalam suatu masyarakat dapat saling mengerti. Tanpa adanya makna tuturan ini tidak akan berfungsi apa-apa dalam sebuah percakapan atau komunikasi. Harimurti dalam Pateda, 2001 232 mengatakan bahwa orang dituntut untuk memahami makna setiap kata yang membentuk peribahasa, pantun dan ungkapan, orang dituntut untuk menerka makna kiasan yang terdapat didalamnya. Makna bukan kumpulan setiap kata, tetapi makna simpulan peribahasa, pantun, dan ungkapan tersebut. Selanjutnya, orang dituntut untuk tanggap mengasosiasikannya dengan makna tersirat, dan orang pun dituntut untuk dapat membandingkan dengan kenyataan sebenarnya. 11 Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering tidak berkata terus terang dalam menyampaikan maksudnya, bahkan menggunakan isyarat itu, orang sering menggunakan ungkapan. Pateda 2001230 menggolongkan makna ungkapan itu menjadi empat yaitu 1 mengharapkan sesuatu, 2 mengejek, 3 membandigkan, dan 4 menasehati. Keempat makna peribahsa dan ungkapan di atas tidak diucapkan secara terus terang, melainkan dengan menggunakan makna tersirat di dalamnya. Nilai-Nilai Budaya Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang ditanam atau disepakati oleh masyarakat yang mengakar pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau yang sedang terjadi. Nilainilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, motto, dan visi misi. Nilai budaya merupakan lapisan abstrak dan luas ruang lingkupnya, tingkat ini adalah ide-ide yang mengkonsepkan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Kluckhohn dalam Pelly 1994 mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi dan mempegaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam, hubungan orang dengan orang lain, dengan hal-hal yang di inginkan atau tidak diinginkan yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. Pendapat lain yang menyangkut manusia itu sendiri sebagai subjek dikemukakan oleh perry dalam Djayasudarma, 199712 yang menyatakan bahwa 12 Universitas Sumatera Utara nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek. Pandangan ini menegaskan bahwa manusia itu sendirilah menentukan nilai dan manusia sebagai pelaku penilai dari kebudayaan yang berlaku pada zamannya. Nilai budaya dalam penilitian ini dipahami sebagai nilai yang mengacu kepada berbagai hal dengan pemahaman seluruh tingkah laku manusia sebagai hasil budaya, antara lain nilai dapat mengacu pada minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban,beragama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keenggangan, daya tarik, dan hal lain yang berhubungan dengan perasaan Papper dalam Djayasudarma, 1999710 Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup Koentjaraningrat,200425. Nilai nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaa, kepercayaan believe, simbo;-simbol, dan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapatas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Robert Sibarani mengklasifikasikan nilai-nilai budaya antara lain 1 kesejahteraan; 2 kerja keras;3 disiplin; 4 pendidikan 5 kesehatan; 6 gotong-royong;7 pengelolaan gender; 8 pelestarian dan kreativitas budaya; 9 peduli lingkungan;10 kedamaian; 11 kesopansantunan; 12 kejujuran; 13 kesetiakawanan sosial; 14 kerukunan dan penyelesaian konflik; 15 komitmen; 16 pikiran positif 17 rasa syukur. 13 Universitas Sumatera Utara Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, Adapun sumber tersebut adalah Nurcahaya 2007 dalam skripsi yang berjudul “Tuturan pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba” mengkaji jenis tuturan yang terdapat pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba dan tuturan yang paling dominan digunakan dalam upacara tersebut. Nurcahaya menggunakan metode simak simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap dan dilanjutkan dengan teknik rekam dalam mengumpulkan data penelitiannya. Selanjutnya, data yanng diperoleh dari penutur jati bahasa Batak Toba dan dari beberapa buku Batak Toba yang dianalisi dengan meode padan dengan penentu mitra wicara. Teori yang digunkan adalah teori tindak tutur Searle. Sibarani 2008 dalam tesisnya “Tindak Tuutur dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Batak Toba” mengkaji tindak tutur yang digunakan hulahula „pemberi istri‟. Dongan sabutuha „kerabat semarga‟, dan boru „penerima istri‟, tindak tutur apa yang dominan, bagaimana cara tindak tutur dilakukan, serta jenis dan fungsi tindak tutur dalam pernikahan masyarakat Batak Toba. Metode deskriptif digunakan Sibarani untuk mendeskripsikan data penelitian secara sistematis dan akurat, yaknni menggambarkan dengan jelas objek yang diteliti secara alamiah. Teori yang digunakan Sibrani untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur Kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 14 Universitas Sumatera Utara Debora 2014 dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi Pemberian Ulos pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir membahas mengenai makna simbolik pemberian ulos tersebut dan membahas tentang tahapan pemberian ulos. Metode penelitian yang dilakukan ialah metode kualitatif dan deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data studi pustaka dan observasi. Basaria 2009 dalam Makalah Seminar Nasional Budaya Etnik III edisi 11 yang berjudul “Ungkapan Metafora pada Etnis Batak Toba” membahas nlai nilai budaya yang tercermin dari ungkapan indirecness metafora dalam bahas Batak Toba. Sebagian dari nilai budaya yang dimaksud adalah motivasi berusaha, rasa solidaritas, gambaran sikap perilaku, etika, dan moral yang hidup pada masyarakat Batak Toba. Selanjutnya Basaria 2012 dalam Hipotesis Sapir – Whorf Pada Umpasa Batak Toba, budaya dan perilaku orang Batak dapat dilihat pada ungkapan dan bahasanya. Bahasa dalm ungkapan biasnya dipergunkan dalam situasi komunikasi yang dipandang sakral dan sangat resmi dalam pertemuan-pertemuan orang Batak yang diturun-temurunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi ungkapan tersbut mengekspresikan perilaku dan nilainilai yang telah lama ada pada orang Batak dan smpai saat ini masih terus hidup. Orang Batak sangat menghargai nilai-nilai budaya/adat yang terdapat dalam berbagai ungkapan yang diturunkan oleh orang tuanya yang dipandanbgnya sebagai orannng yang pantun dlam masyarakatnya. Jadi kajian ini membuktikan kebenaran HSW dalam bahasa Batak Toba. Tampubolon 2010 dalam tesisnya “Umpasa Masyrakat Batak Toba DALAM Rapat adat “suatu kajian pragmatik” membahas tiga masalah penelitian, 15 Universitas Sumatera Utara yakni komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, dan fungsi tindak tutur. Tampubolon menggunakanmetode deskrptif dengan membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang teliti. Dalam menyelesaikan ketiga masalah tersebut Tambubolon menggunakan teori tindak tutur kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 16 Universitas Sumatera Utara
10Ide Nama Bayi dari Bahasa Batak untuk Anak Perempuan, Unik! Ada banyak pilihan dengan arti yang indah Pertumbuhan. Imunisasi. MPASI. Baby Name Finder. Berbagai inspirasi nama beserta artinya yang bisa kamu pilih untuk Si Kecil. Yuk, coba. Anti Mainstream! Bayi. 120+ Nama Bayi Laki-laki Modern dan Maknanya, Cocok untuk Si Kecil! Bayi
Kebudayaan yang ada di Indonesia sangat beragam dan banyak sekali keunikan yang ditemukan. Diperlukan pelestarian kebudayaan agar tidak terjadi yang namanya punah. Budaya merupakan bagian dari diri masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah warisan budaya dari suku Batak toba, yaitu Umpasa. Pantun dalam bahasa Batak Toba ini perlu ditelusuri atau dikaji kembali agar tetap bisa terjaga keberadaannya dan bisa diturunkan ke generasi-generasi selanjutnya. Umpasa merupakan bagian dari sastra lisan. Masyarakat Batak Toba biasanya menuturkan umpasa pada acara-acara adat, seperti acara adat pernikahan, kematian, acara adat memasuki rumah, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan pantun, umpasa juga memiliki ciri-ciri yang membangun terbentuknya sebuah umpasa. Bedanya adalah pantun di kaji dalam bahasa Indonesia, sedangkan umpasa menggunakan bahasa Batak Toba. To read the file of this research, you can request a copy directly from the author.... In the contents, the third line rhymes a, and the fourth line rhymes a. Even though pantun 6 has rhymes a-a-a-a not a-b-a-b, pantun 6 is still referred to as rhyme and fulfills the rhyme requirements Attas, 2022, pantun has the characteristic of rhyming a-a-a-a Pasaribu, 2021. ...... So pantun 3 already fulfills the third indicator, which consists of 8-12 syllables in each line Masruchin, 2017. Each line consists of 8-12 syllables Pasaribu, 2021. The number of lines from the pantun is at least 8 syllables and a maximum of 12 words Anderman et al., 2021. ...... Based on the results of the study, namely "Analysis of Pantun Writing Skills 4 Lines for Class V Students at SDN SIRNAGALIH 2" in Bogor Regency, from the results of an analysis of several pantun copyrighted works by class V students, they have fulfilled the requirements for a rhyme, namely a rhyme consisting of 4 lines, rhymes a-b-a-b, in 1 line consists of 8-12 syllables, the first and second lines are called sampiran, the third and fourth lines are called contents Masruchin, 2017. However, several works of poetry were found that were not in accordance with the requirements of rhymes according to theory Masruchin, 2017, namely rhymes that rhyme a-a-a-a but these copyrighted works can still be said to be rhymes because in theory Attas, 2022 and Pasaribu, 2021 rhymes rhyme a-a-a-a. As for the results of students' rhyme writing that has syllables that are not in accordance with theory Masruchin, 2017. ...Yolanda Marsha SantosoBackground Skills are the focus of experts, one of the skills that must be achieved is the skill of writing rhymes. Purpose this study aims to determine the extent to which students are able to make poetry works that are carried out at SDN SIRNAGALIH 2, Bogor Regency. Design and methods The type of research method used in this research is Descriptive Qualitative Method. Results The results of the analysis of several rhymes written by class V students have fulfilled the theoretical rhyme requirements Masruchin, 2017. However, a rhyme that rhymes a-a-a-a is found, but the results of this paper can still be said to be a rhyme because it is in accordance with the theory Attas, 2022 and Pasaribu, 2021. The students' rhymes written in one line have 6-14 syllables but are still said to be rhymes because they are in accordance with the theory Riandi, 2020 and Mutohharoh et al., 2018. It can be concluded that not all rhymes written by students of class V at SDN SIRNAGALIH 2 meet the theoretical rhyme requirements Masruchin, 2017.ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
SukuBatak terdiri dari 6 sub pembagiannya, yaitu : Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Pakpak/Angkola dan Batak Nias. Disini Saya coba awali dengan memberikan Silsilah Pertama Marga Batakseterusnya akan ada lagi masalah adat istiadat seperti Umpasa ( Pantun ) batakmudah-mudahan dapat bermanfaat yah gan.

Tujuh Pantun Batak Toba Ada tujuh kelompok Pantun Batak Toba, yaitu ni Pangandung ni Ampangardang Berikut ini penjelasannya secara singkat. 1. UMPASA Umpasa adalah pantun yang sarat dengan keinginan untuk mencapai sesuatu atau Doa Restu. Tidak asal enak di telinga atau menggelitik rasa humor semata. Setiap baris bahkan setiap kata mengandung makna mendalam dan saling terkait satu sama lain. Contohnya Bintang ma narumiris, Tu ombun na sumorop Anak pe antong riris, Jala boru pe antong torop Martantan ma baringin, Mardangka hariara Horasma tondi madingin, Matankang ma juara Pirma toras ni pongki, Bahul-bahul pansalongan Pirma tondi muna, Tutambana pangomoan Andor halumpang, Togu-togu ni lombu Nang-nang ma hamu saur matua, Pairing-iring anak dohot boru, Sahat tu namarpahompu Binanga siporing, binongkak ni tarabunga Muli tu sanggar ma amporik, Muli tu ruang ma satua Sinur manapinahan, tugabena ma naniula Dao alogo laut, siboan haba-haba Mangullus alogo tambun, Asa tangkas na dibanua “Satua” artinya tikus, adalah merupakan kata halus dari “bagudung “ yang tidak sopan kalo dipakai dalam pembicaraan sakral. “Muli” di sini bukanlah berarti “kembali” tetapi kata halus dari “mate” atau “mati”. Kata-kata yang tidak pantas hodar tidak etis diungkapkan di depan pembicaraan sakral, seperti babi tidak cukup halus jika diganti dengan “pinahan lobu” tetapi “siparmiak-miak” atau “lomuk” yang arti sebenarnya “lemak”. Umpasa sangat menghindari kata-kata yang tidak pantas, singke, sipasing, situma dan sidohar adalah nama-nama binatang yang sering dijumpai di sawah dan sering dimakan, namun tidak pantas disebutkan dalam umpasa. Kata yang dipakai dalam umpasa disebut kata “par-Debataan” atau “Bahasa Dewa”, karena umpasa adalah doa restu yang disampaikan oleh manusia tetapi pengabulannya semata-mata tergantung Tuhan. Oleh karena itu perlu dilandasi bahasa dan sikap yang sangat sopan dan sakral. Berikut ini umpasa yang tidak pantas dikumandangkan yang disebut “na so marpaho” Eme sitamba tua ma, Parlimggoman ni siborok Debata do na martua, Horas ma hamu di parorotTingko ma inggir-inggir, Bulung nai rata-rata Hata pasu-pasu i, Pasauthon ma namartua DEBATA “Siborok” tidak pantas disebut karena merupakan sesuatu yang belum jadi atau peralihan atau bentuk sementara dari telur katak menuju anak katak. “Inggir-inggir” adalah semacam buah semak yang asam dan buahnya kecil-kecil yang mengandung makna tidak berharga. Oleh karena itu, kedua kata tersebut tidak relevan dengan permohonan doa restu yang lajimnya memohon sesuatu yang “jadi” dan “berarti”. Umpasa yang memakai kata-kata yang tidak pantas seperti di atas disebut “Umpasa Na So Marpaho”. “Danggur-danggur” batu untuk dilempar , “sibonsiri” pemicu, “habang” terbang, “mumpat” tercabut, “mabaor” hanyut, “marbonsir” sebab adalah contoh kata-kata yang tidak etis dalam umpasa. Misalnya Antus nabegu soro ulu balang. Lali masiturbingan, Manuk masisoroan Mata masi urbitan, Roha masibotoan Ini kasus anarkis yang pernah terjadi karena memakai kata “danggur-danggur” dalam umpasa. Alkisah pada satu acara “pangarapotan”, setelah selesai makan, “dongan tubu” tuan rumah mengucapkan begini ke tuan rumah Raja panungkun Jubir Penanya Manghatai ma hita anggi doli’ Let’s talk young brothers Raja pangalusi Jubir Penjawab Manghatai ma hita tutu haha doli’ Go ahead old brothers Raja panungkun Danggur ma danggur barat tu bona ni sanduduk. Nunga bosur namangan sagat marlompan juhut, hata ni panggabean hata ni parhorasan, tangkas ma di paboa suhut’. Secara spontan salah seorang dari pihak tuan rumah berdiri dan menghardik Jubir Penanya “Kami menyambut kalian dengan hormat, menghidangkan makanan dengan baik, menghidangkan minuman yang pantas, masak kalian maun membawa “danggur-danggur” batu untuk melempar kepada kami?”. Hal ini membuat acara menjadi panas menuju anarkis, dan terpaksa salah seorang dari pihak Jubir Penanya harus mendinginkan suasana dengan permohonan maaf yang sempurna melalui umpasa untuk mengganti Jubir Penanya tadi Gala-gala sitelluk telluk mardagul-dagul. Nunga talsu hata i, nanget ma i niapul-apul. Di jolomuna ma i nuaeng pinature, huganti hami pe parhata tiar, jala partarias namalo, tu duru ma anggi doli hata mabuk, tu tonga-tonga ma hata uhum’ Jaman dulu sangat tegas sikap orang Batak terhadap tata cara melaksanakan adat. Jika ada yang menjalankannya dengan sembarangan – termasuk dalam mengungkapkan umpasa – biasanya ada “Raja Paminsang” Tokoh Penegur untuk meluruskannya. Jaman sekarang orang sudah segan untuk menegur orang lain, sehingga berlarut-larut “Umpasa Na So Marpaho” pun menjadi sesuatu yang biasa. 2. UMPAMA Umpama adalah perumpamaan atau peribaratan. Semua kata bisa dipakai, kecuali kata-kata kotor dan porno. Misalnya Manuk ni pea langge, Hotek-hotek lao marpira Molo sirang namaraleale, Songon namatean ina Tampunak sibaganding, Di dolok pangiringan Horas do hita sudena, Asal masipairing-iringan Habang binsakbinsak, Tu pandegean ni horbo Unang hamu manginsak, Ai idope na huboto Marsambilusambilu marsambolasambola Lambok hata ni begu risi hata ni jolma Mardila ni palait dila ni pamolamola Didok naso tutu diajuk naso binotona Patar marhata tingkos holip maroharoha Sipalua anak ni babi pamasuk aili tu huta. Biasanya umpama diungkapkan pada acara-acara formal seperti rapat, “marria”, atau sewaktu laki-laki melamar perempuan. Tujuannya adalah supaya lebih enak didengar dan lebih mudah dipahami maksud yang akan disampaikan. Umpama bukanlah “Doa Restu” seperti umpasa. 3. PASA-PASA Pasa-pasa adalah pantun yang bertujuan untuk mengutuk seseorang atau caci maki sumpah serapah. Misalnya Pat ni lote tu pat ni satua, Mago ma pangose horas na niuba Batu nametmet tu batu nabolon, Parsoburan ni sitapitapi Suda na metmet suda nabolon, Unang adong siullus api Dos do sanggar dohot tolong, Dos do parmangmang dohot panolon Sai sarion ma i antong di bonana, Jala ranggason ma antong di punsuna Sai unang ma antong idaonna rupa ni arta Molo dilatehon arta ni so umboto sala Bila adat dan hukum setempat tidak dapat menyelesaikan masalah, maka Raja Adat menghukumnya dengan pasa-pasa atau kata-kata kutukan. Jika pasa-pasa tidak juga mempan, maka yang lebih tinggi dari pasa-pasa adalah “Gana Sirais” dan “Gana Sigadap”. Di Jawa dikenal dengan “Sumpah Pocong” atau “Sumpah Mati”. 4. ANIAN Anian artinya pantun bersayap. Diungkapkan untuk mengungkapkan isi hati atau tujuannya di balik pantun tersebut. Kadang didasari filsafat, tapi sering juga hanya sekedar pantun enak di kuping saja. Misalnya Ganjang bulung ni bulu, Tingko bulung ni soit Denggan hata tu duru, Di bagasan marpanggoit Di robean pinggol tubu, Dinahornop diparnidai Tanduk ni ursa mardangka-dangka Tanduk ni belu margulu-gulu salohot Nangpe namarpungui sabungan ni roha Pamalo-malohon do angka na so dohot Penjelasan lain tentang “Anian”. Seorang bawahan telah melakukan tanggung jawabnya dengan benar sesuai dengan kompetensinya. Tapi Sang Bos selalu saja menyalahkannya dan menganggap bawahannya tersebut tidak becus. Sang Bos yang berperangai begitu disebut “Nasimaon”, sedang bawahannya yang bernasib malang itu disebut “Na So Maranian”. 5. UDOAN Udoan adalah pantun untuk mengungkapkan penderitaan yang luar biasa. Ibarat prosa “Tak Kunjung Dirundung Malang”. Atau bagaikan kisah Nabi Ayub Panurirang Job. Misalnya Sinuruk simarombur, Di tingki ngali ni ari Taonon nama sudena i, Nunga ro soroni ari Nunga tunduk baoadi, Songon lombu jailon i Songon anak ni manuk, Nasiok-siok i Ndang be tarrarikkon, Bulusan ma nirogohon Ndang na tarandungkon, Bulusan ma hinasiphon Bulan sada bulan dua, Ujung taon bulan hurung Gabe dongan do malua, Gabe iba do tarhurung NI PANGANDUNG Pantun jenis ini biasanya dilantunkan pada saat menangisi jenazah orang mati. Ratapan atau tangisan. Konon orang Batak tidak pintar menyanyi tetapi sangat piawai meratap mangandung’. Misalnya Nunga songon jarojak tarunjal, Songon tandiang hapuloan Binahen ni sitaonon, Na so ada tudosan Nunga tunduk, Songon lombu jailon Songon anak ni manuk, Na so tumanda eatan Jagaran hundul, Songon panghulhulan Jagaran jongjong, Songon pangunggasan Sungkot so na ginjang ahu, Ponjot so nabolon i Aut binahen ni ginjanghu, Boi do paunduhonhi Aut binahen ni bolonhu, Boi do pajorbingonhi Ponjot ma pangarohaingki, Di si ulubalangari Dari pantun ratapan yang dikumandangkan, kita dapat menebak apa yang sedang menjadi pergumulan dalam diri yang meratap atau bagaimana hubungannya dengan yang ditangisi atau keluarga yang ditangisi. Pada jaman dulu ada namanya “Upa Pangandung” atau Upah Peratap. Seseorang yang terpandang kadang mengundang orang ramai dan mempersilahkan peratap bukan penyanyi untuk mengungkapkan riwayat hidup orang kaya tersebut dengan lantunan pantun ratapan. Jika pantun tersebut mengena di hati sang orang kaya, maka sang peratap diberi “Upa Pangandung”. Sewaktu saya masih kecil di Siborongborong, ada nenek tua yang saya panggil Ompung yang pintar meratap. Setiap bicara sama siapa pun selalu dibumbui dengan ratapan yang dilantunkan seperti bernyanyi-nyanyi kecil. Merdu sekali! 7. UMPAMA NI AMPANGARDANG Ampa artinya bijak. Ardang sama dengan sanjak. Ampangardang berarti Pelantun Sanjak Bijak. Biasanya dilantunkan oleh para lelaki untuk merayu perempuan pujaan hatinya. Enak didengar. Konon Ampangardang yang piawai dapat membius kekasihnya dengan pantun sehingga terkulai ke pangkuannya. Selanjutnya…terserah anda! Bulung hariara, Marpitor-pitor ho naarian Boru ni datulang, sian dia ho narian Ndada sian dia, sian pansur paridian Paias-ias bohi mandapothon si pariban Naung sampulu sada, Jumadi sampulu dua Boruni datulang, Beta hita mangalua Lua-lua sadari, Bahen hita muba-uba Riburpe onan pasar, Rumiburan hita nadua Ansingsing ansising, Manang imbalo-imbalo Padenggan parhundulmu, Nunga ro manopot ho Nunga limut-limuton, Pansur so pinaridian Nunga lungun-lungunan, Si boru so pinangkulingan Umpama Ni Ampangardang ini banyak juga ditemui di India. Tentu saja dalam bahasa mereka. Mungkin itu sebabnya orang Batak senang sekali menonton film India. Ada lagu khusus yang menuturkan tentang cewek India, judulnya “Jamila” bukan Wulan Kwok O…da Jamila, da Jamila, Bintang film India Boru ni Kalifah, Parumaen ni Pandita Ai tung godang do halak gila, Dibahen ho O..Jamila, O…Jamila

パンツボトムス 色・サイズ 在庫表記について 在庫がある商品です 購入前にをおすすめしますサイズの名称 S(28inch) L(32inch) ★★★ 在庫について★★★商品はご注文後買い付けを行います。在庫は日々変動しており、よりスムーズなお取引のために、ご注文前に一度在庫のお問い合わせを
Mangido Tuani GondangDalam pesta Horja, mangido tuani gondang dilakukan tiga kali selama tiga hari acara dilaksanakan. "Mangido tuani gondang" dilakukan setiap pagi sebelum acara tuani gondang pada hari pertama acara dilakukan setelah memberitahu kepada seluruh peserta upacara tentang tujuan pesta, menyebutkan nama pesta pesta Horja, kemudian mengumumkan dan menceritakan silsilah kekeluargaan orang tua yang dipestakan atau pesta Horja ini ditunjuklah seorang cucu pahompu laki-laki dari yang dihorjakan. Mambuat tuani gondang oleh hasuhuton adalah untuk meminta/menerima berkat dari Tuhan Debata dan roh nenek moyang/leluhur yang disampaikan melalui tortor dan bunyi yang diminta dalam acara ini pertama sekali adalah gondang alu-alu tu Amanta Debata yaitu doa memohon izin dan pemberitahuan kepada Tuhan bahwa acara pesta Horja akan dimulai oleh pihak hasuhuton. Setelah itu gondang alu-alu tu Sahala ni Amanta Raja permohonan izin dan pemberitahuan kepada Raja-raja, dan gondang alu-alu tu Siloloan Natorop doa permohonan izin kepada seluruh peserta yang hadir dalam pesta Horja, yang terakhir adalah gondang alu-alu tu hasahatannai permohonan izin kepada Mula Jadi Na Bolon dan roh-roh leluhur atau Sumangot Ni Da Ompung. Semua doa permohonan ini diminta kepada Tuhan dan sesama manusia dan hal ini menandakan sikap menghargai dan menghormatu yang sesuai dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Pada saat gondang alu-alu ini dimainkan hasuhuton belum boleh manortor, karena gondang ini merupakan doa permohonan dan pemberitahuan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Sikap diam dan tenang menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Setelah gondang alu-alu, maka hasuhuton meminta gondang sipitu gondang dan mulailah hasuhuton manortor. Gondang sipitu gondang tersebut adalah gondang mula-mula doa memulai acara, gondang somba doa menyembah kepada Tuhan dan manusia, gondang mangaliat gondang siuk-siuk yaitu gerakan berkeliling yang menunjukkan penghormatan kepada sesama sesuai dalam unsur Dalihan Na Tolu, gondang sampur marmeme atau sampur marorot doa permohonan mengharapkan mempunyai banyak keturunan, gondang sibane-bane doa permohonan kedamaian, gondang simonang-monang doa permohonan kemenangan, gondang hasahatan sitio-tio doa permohonan dan pengharapan supaya segala sesuatu yang diminta akan terkabul. Pantun Umpasa Dalam Maminta GondangUmpasa adalah suatu bentuk pantun sastra yang lebih terasa berkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia, dan berkat. Dalam maminta gondang banyak petuah-petuah dan nasehat-nasehat yang diserukan dalam bentuk Tortor Mula-mulaPaminta gondang akan menyerukan Amang panggual pargocci nami! Para pemain musik!Disahuti pemain gondang dengan membunyikan gondang beberapa kali Dilanjutkan paminta gondang berkata,Na nialap manogot tinaruhon botari, parindahan na suksuk parlompan natabo nuaeng pe di son Amang pande nami partarias namalo, marmula jadi marmula tompa, marmula denggan marmula horas. Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari, Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar! Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan, Bermula baik bermula horas baik Bunyikanlah “Gondang mula-mula” Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,2. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari,Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar!Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan,Bermula baik bermula horas baikBunyikanlah “Gondang mula-mula”Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,3. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong dihuta on, dohot tu siloloan na torop dohot rajani hula-hula nami baen damang majo gondang sombai baen damang Di sini sekarang Bapak pemain musik kami!Supaya kami menyembah Tuhan Pencipta Alam Semesta yang menciptakan langit dan bumi serta supaya kami menyembah kepada pengetua adat yang ada di kampung ini, seluruh yang hadir dalam acara ini, kemudian kepada hula-hula’ “Gondang Somba”Bunyikanlah!Setelah manortor somba, kemudian berhenti sejenak dan dilanjutkan dengan,4. Tortor Mangaliat/Siuk-siukPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci namiDisahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son ro do hami hasuhuton, naeng manortor mangaliat jala maniuk akka boru dohot bere nami, asa liat parhorasan liat damang ma gondang liat liati, asa mangaliat hami di tonga ni damang ma!Artinya Wahai Bapak pemain musik kami!Di sini kami sebagai tuan rumah ingin menari berkeliling, menyapa dan menyayang semua keturunan kami, supaya tercapai segala kebaikan dan keberhasilan masa gondang liat-liat, supaya kami berkeliling di tengah-tengah halaman wahai tortor mangaliat/siuk-siuk berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,5. Tortor Sibane-banePaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son pungu do hami sude naeng manortor mangidohon asa marmade hami sude na mar keluarga, namar haha maranggi, dohot sude siloloan natorop na adong di ingananon saluhutna damang majo gondang sibane-banei, asa mardame hami sude na adong di damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami! Di sini kami berkumpul semua ingin menari, meminta supaya datanglahkedamaian bagi kami semua yang berkeluarga, berkakak adik, dan semua yang hadir di Gondang Sibane-bane’,Supaya kami semua berdamai yang ada di tempat wahai Bapak!Setelah tortor sibane-bane, kemudian berhenti sejenak, dan dilanjutkan dengan,6. Tortor Saudara/ParsaoranPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Nunga pungu hami na sa ripe di son akka nasaroha, sisada pikkiran, sisada Ompu mangidohon tu amanta pardenggan basai asa dilehon akka nasa hahipason, hadameon, parsaoran nauli di hami na sa Ompu dohot tu harajaon dohot siloloan natorop na mangingani asa lam tamba akka paccamotan, asa gabe mardame-dame hami sude na di luat parserahan nang dohot akka na damang ma gondang saudarai asa marsaor hami sude na adong damang ma! Artinya Bapak pemain musik kami!Kami sekeluarga sudah berkumpul di sini sehati, sepikirm satu garis keturunan meminta kepada Tuhan Yang Maha Baik, supaya diberikan kepada kita kesehatan, kedamaian, persaudaraan dan kebersamaan yang baik, baik kami yang satu keturunan dan kepada pengetua-pengetua adat dan seluruh yang hadir di tempat ini dan menempati kampung supaya makin ditambahi Tuhan pencaharian dan penghasilan yang baik, berdamai kami sekeluarga yang di perantauan dan yang tinggal di kampong Gondang Saudara’ supaya berbaur kami sekeluarga yang mungkin sudah lama tidak ketemu!Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor saudara/parsaoran, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,7. Tortor Simonang-monangPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Gala di gala bulu, panggalaan nibonang, molo naeng monang maralohon musu, jolo talu ma marolohon dongan nuaeng pe amang pande nami, asa monang hita saluhutna, di sude akka ulaonta, baen damang majo gondang damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Galah terbuat dari bambu, tempat menyangkutkan benang kalau mau menang melawan musuh harus kalah terlebih dahulu melawan teman. Sekarang pun, Bapak pemain musik kami yang pandai, Supaya kita menang seluruhnya di segala pekerjaan yang kita lakukan,Bunyikanlah Gondang Simonang-monang’,Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor simonang-monang, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,8. Tortor Hasahatan/Sitio-tioPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Eme si tamba tua perlinggoman ni si borok, Debata do silehon tua, horas ma hamu ni solu sahat ma tu ma hamu leleng mangolu, sahat tu parhorasan dohot tu panggabean. Nuaeng pe amang pargocci namiMungga sahat sude nauli sahat sude na denggan jala tio akka na niula horassude hami amang, baen damang ma gondang hasahatoni, laos padomu damang ma tu sitio-tio i, anggiat sahat akka na tio akka na uli jala na denggan. Baen damangma!Artinya Bapak pemain musik kami!Padi yang menguning tempat berlindung burung si pemberi tuah, sejahteralah kita sampan ke labuhan, sampailah kami panjang umur, sampai sehat selamat sejahtera dan berhasil ke masa Bapak pemain musik kami!Sudah sampai semua yang baik sampai semua yang sejahtera dan bening serta jernih segala hal yang sudah kita kerjakan dan kita semua yang itu, wahai Bapak!Bunyikanlah Gondang Hasahatan’ dan gabungkanlah dengan Gondang Sitio-tio’, semoga sampai semua yang bening dan jernih segala yang baik dan sejahtera wahai Bapak!Setelah tortor hasahatan/sitio-tio, maka berakhirlah satu urutan panortorion dari satu undangan atau juga artikel lainnya Chord HaholonganChord Penghianat HolongChord Percuma DoChord Tudos Tu GalasDoa Bapa Kami Bahasa BatakChord Memori Tao TobaChord Dongan MatuaLirik Lagu HerminaUmpasa BatakChord Lagu Batak PerantauanChord Marsada Band - Boasa MaChord Jujung Goarhi AmangChord Sulangan ManganWaktu Yang Tepat ChordChord Lagu Batak Untuk Orang TuaElvi LirikChord Ditipa UtangKunci Gitar Penghianat HolongChord Ibana Manang AuO Tano Batak LirikChord Sihol Sukses
LAWYERDAN ORANG BATAK KAPAN ULOS BATAK MENJADI KEBANGGAAN. 8. Emeni si tamba tua Pantun batak lucu, umpasa batak na geok, Tags: Kekitaan Pantun batak lucu tulisIN umpasa batak na geok. Continue Reading. " Happier artinya " misalnya cuma dicari 12rb/bulan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Editor Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, adalah bentuk budaya berupa pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun. Penyampaian tradisi ini dapat dilakukan dengan tradisi lisan dan non lisan. Masyarakat Batak Toba memiliki tradisi yang kaya budaya dan bahasa daerahnya. Tradisi budaya Batak Toba yang masih dapat ditemui sampai sekarang ini dan menjadi bukti warisan lisan, yaitu Apul Simbolon, dkk, 1986, umpasa adalah puisi Batak Toba yang terdiri dari dua, tiga, empat larik atau lebih dapat diperbandingkan dengan karmina, pantun biasa, dan jenis talibun dalam sastra Indonesia lama. Umpasa adalah suatu bentuk ekspresi, pikiran, ide dan perasaan orang Batak Toba yang muncul dalam berbagai peristiwa kehidupan masyarakat baik peristiwa suka atau duka dan peristiwa besar atau kecil. Umpasa adat Batak Toba biasanya ditujukan kepada muda-mudi, anak-anak, pasangan pengantin, menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta umpasa ini juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. “umpasa” dalam pernikahan Batak Toba mempunyai makna simbolik. Makna umpasa membandingkan karakteristik dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang terdapat di sekeliling masyarakat batak toba. Dalam berumpasa nenek moyang masyarakat Batak Toba menggunakan sifat dan ciri alam sekitar sebagai ungkapan sifat dan perilaku dalam berbahasa. Sehingga umpasa menjadi tradisi lisan, terkhusus upacara adat pernikahan. Penggunaan umpasa dilakukan sebagai media lisan berupa komunikasi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh setiap kelompok yang memiliki peran dalam upacara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menciptakan sebuah umpasa, haruslah mengenal dan mengetahui sifat-sifat benda di sekeliling kita. Dari situlah kita membuat atau memilih kata diksi yang indah sehingga tercipta sebuah untaian kalimat yang selaras dan bermakna. Jika kita simak kata bintang, sifatnya adalah riris banyak, batu sifatnya keras, air bersifat dingin serta kebutuhan utama manusia dan embun sifatnya sejuk. Yang perlu kita dipahami adalah benda apa yang ada di sekeliling kita, bagaimana karakteristik, sehingga dari keadaan itulah kita untuk memulai apa yang kita ini beberapa umpasa pada pernikahan adat batak toba dan ma sigompa, Golanggolang pangarhutna; Tung so sadia pe I nuaeng na hupatupa hami I, Sai godang ma bahasa IndonesiaSititi sihompa adalah sejenis tumbuh-tumbuhan, Gelang karet pengikatnya; Berapa pun yang kami hidangkan semoga banyak ini bermakna harapan pihak suhut terhadap makanan yang dihidangkan kiranya menjadi berkat bagi semua yang ma nuaeng langkatna, dia ma unokna; Dia ma hatana, dia bahasa Indonesia 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya Mni79Ax.
  • 092dhw0h59.pages.dev/525
  • 092dhw0h59.pages.dev/637
  • 092dhw0h59.pages.dev/955
  • 092dhw0h59.pages.dev/732
  • 092dhw0h59.pages.dev/900
  • 092dhw0h59.pages.dev/322
  • 092dhw0h59.pages.dev/402
  • 092dhw0h59.pages.dev/364
  • 092dhw0h59.pages.dev/909
  • 092dhw0h59.pages.dev/864
  • 092dhw0h59.pages.dev/458
  • 092dhw0h59.pages.dev/173
  • 092dhw0h59.pages.dev/418
  • 092dhw0h59.pages.dev/18
  • 092dhw0h59.pages.dev/408
  • pantun batak toba dan artinya