Kebudayaan yang ada di Indonesia sangat beragam dan banyak sekali keunikan yang ditemukan. Diperlukan pelestarian kebudayaan agar tidak terjadi yang namanya punah. Budaya merupakan bagian dari diri masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah warisan budaya dari suku Batak toba, yaitu Umpasa. Pantun dalam bahasa Batak Toba ini perlu ditelusuri atau dikaji kembali agar tetap bisa terjaga keberadaannya dan bisa diturunkan ke generasi-generasi selanjutnya. Umpasa merupakan bagian dari sastra lisan. Masyarakat Batak Toba biasanya menuturkan umpasa pada acara-acara adat, seperti acara adat pernikahan, kematian, acara adat memasuki rumah, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan pantun, umpasa juga memiliki ciri-ciri yang membangun terbentuknya sebuah umpasa. Bedanya adalah pantun di kaji dalam bahasa Indonesia, sedangkan umpasa menggunakan bahasa Batak Toba. To read the file of this research, you can request a copy directly from the author.... In the contents, the third line rhymes a, and the fourth line rhymes a. Even though pantun 6 has rhymes a-a-a-a not a-b-a-b, pantun 6 is still referred to as rhyme and fulfills the rhyme requirements Attas, 2022, pantun has the characteristic of rhyming a-a-a-a Pasaribu, 2021. ...... So pantun 3 already fulfills the third indicator, which consists of 8-12 syllables in each line Masruchin, 2017. Each line consists of 8-12 syllables Pasaribu, 2021. The number of lines from the pantun is at least 8 syllables and a maximum of 12 words Anderman et al., 2021. ...... Based on the results of the study, namely "Analysis of Pantun Writing Skills 4 Lines for Class V Students at SDN SIRNAGALIH 2" in Bogor Regency, from the results of an analysis of several pantun copyrighted works by class V students, they have fulfilled the requirements for a rhyme, namely a rhyme consisting of 4 lines, rhymes a-b-a-b, in 1 line consists of 8-12 syllables, the first and second lines are called sampiran, the third and fourth lines are called contents Masruchin, 2017. However, several works of poetry were found that were not in accordance with the requirements of rhymes according to theory Masruchin, 2017, namely rhymes that rhyme a-a-a-a but these copyrighted works can still be said to be rhymes because in theory Attas, 2022 and Pasaribu, 2021 rhymes rhyme a-a-a-a. As for the results of students' rhyme writing that has syllables that are not in accordance with theory Masruchin, 2017. ...Yolanda Marsha SantosoBackground Skills are the focus of experts, one of the skills that must be achieved is the skill of writing rhymes. Purpose this study aims to determine the extent to which students are able to make poetry works that are carried out at SDN SIRNAGALIH 2, Bogor Regency. Design and methods The type of research method used in this research is Descriptive Qualitative Method. Results The results of the analysis of several rhymes written by class V students have fulfilled the theoretical rhyme requirements Masruchin, 2017. However, a rhyme that rhymes a-a-a-a is found, but the results of this paper can still be said to be a rhyme because it is in accordance with the theory Attas, 2022 and Pasaribu, 2021. The students' rhymes written in one line have 6-14 syllables but are still said to be rhymes because they are in accordance with the theory Riandi, 2020 and Mutohharoh et al., 2018. It can be concluded that not all rhymes written by students of class V at SDN SIRNAGALIH 2 meet the theoretical rhyme requirements Masruchin, 2017.ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
SukuBatak terdiri dari 6 sub pembagiannya, yaitu : Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Pakpak/Angkola dan Batak Nias. Disini Saya coba awali dengan memberikan Silsilah Pertama Marga Batakseterusnya akan ada lagi masalah adat istiadat seperti Umpasa ( Pantun ) batakmudah-mudahan dapat bermanfaat yah gan.
Tujuh Pantun Batak Toba Ada tujuh kelompok Pantun Batak Toba, yaitu ni Pangandung ni Ampangardang Berikut ini penjelasannya secara singkat. 1. UMPASA Umpasa adalah pantun yang sarat dengan keinginan untuk mencapai sesuatu atau Doa Restu. Tidak asal enak di telinga atau menggelitik rasa humor semata. Setiap baris bahkan setiap kata mengandung makna mendalam dan saling terkait satu sama lain. Contohnya Bintang ma narumiris, Tu ombun na sumorop Anak pe antong riris, Jala boru pe antong torop Martantan ma baringin, Mardangka hariara Horasma tondi madingin, Matankang ma juara Pirma toras ni pongki, Bahul-bahul pansalongan Pirma tondi muna, Tutambana pangomoan Andor halumpang, Togu-togu ni lombu Nang-nang ma hamu saur matua, Pairing-iring anak dohot boru, Sahat tu namarpahompu Binanga siporing, binongkak ni tarabunga Muli tu sanggar ma amporik, Muli tu ruang ma satua Sinur manapinahan, tugabena ma naniula Dao alogo laut, siboan haba-haba Mangullus alogo tambun, Asa tangkas na dibanua “Satua” artinya tikus, adalah merupakan kata halus dari “bagudung “ yang tidak sopan kalo dipakai dalam pembicaraan sakral. “Muli” di sini bukanlah berarti “kembali” tetapi kata halus dari “mate” atau “mati”. Kata-kata yang tidak pantas hodar tidak etis diungkapkan di depan pembicaraan sakral, seperti babi tidak cukup halus jika diganti dengan “pinahan lobu” tetapi “siparmiak-miak” atau “lomuk” yang arti sebenarnya “lemak”. Umpasa sangat menghindari kata-kata yang tidak pantas, singke, sipasing, situma dan sidohar adalah nama-nama binatang yang sering dijumpai di sawah dan sering dimakan, namun tidak pantas disebutkan dalam umpasa. Kata yang dipakai dalam umpasa disebut kata “par-Debataan” atau “Bahasa Dewa”, karena umpasa adalah doa restu yang disampaikan oleh manusia tetapi pengabulannya semata-mata tergantung Tuhan. Oleh karena itu perlu dilandasi bahasa dan sikap yang sangat sopan dan sakral. Berikut ini umpasa yang tidak pantas dikumandangkan yang disebut “na so marpaho” Eme sitamba tua ma, Parlimggoman ni siborok Debata do na martua, Horas ma hamu di parorotTingko ma inggir-inggir, Bulung nai rata-rata Hata pasu-pasu i, Pasauthon ma namartua DEBATA “Siborok” tidak pantas disebut karena merupakan sesuatu yang belum jadi atau peralihan atau bentuk sementara dari telur katak menuju anak katak. “Inggir-inggir” adalah semacam buah semak yang asam dan buahnya kecil-kecil yang mengandung makna tidak berharga. Oleh karena itu, kedua kata tersebut tidak relevan dengan permohonan doa restu yang lajimnya memohon sesuatu yang “jadi” dan “berarti”. Umpasa yang memakai kata-kata yang tidak pantas seperti di atas disebut “Umpasa Na So Marpaho”. “Danggur-danggur” batu untuk dilempar , “sibonsiri” pemicu, “habang” terbang, “mumpat” tercabut, “mabaor” hanyut, “marbonsir” sebab adalah contoh kata-kata yang tidak etis dalam umpasa. Misalnya Antus nabegu soro ulu balang. Lali masiturbingan, Manuk masisoroan Mata masi urbitan, Roha masibotoan Ini kasus anarkis yang pernah terjadi karena memakai kata “danggur-danggur” dalam umpasa. Alkisah pada satu acara “pangarapotan”, setelah selesai makan, “dongan tubu” tuan rumah mengucapkan begini ke tuan rumah Raja panungkun Jubir Penanya Manghatai ma hita anggi doli’ Let’s talk young brothers Raja pangalusi Jubir Penjawab Manghatai ma hita tutu haha doli’ Go ahead old brothers Raja panungkun Danggur ma danggur barat tu bona ni sanduduk. Nunga bosur namangan sagat marlompan juhut, hata ni panggabean hata ni parhorasan, tangkas ma di paboa suhut’. Secara spontan salah seorang dari pihak tuan rumah berdiri dan menghardik Jubir Penanya “Kami menyambut kalian dengan hormat, menghidangkan makanan dengan baik, menghidangkan minuman yang pantas, masak kalian maun membawa “danggur-danggur” batu untuk melempar kepada kami?”. Hal ini membuat acara menjadi panas menuju anarkis, dan terpaksa salah seorang dari pihak Jubir Penanya harus mendinginkan suasana dengan permohonan maaf yang sempurna melalui umpasa untuk mengganti Jubir Penanya tadi Gala-gala sitelluk telluk mardagul-dagul. Nunga talsu hata i, nanget ma i niapul-apul. Di jolomuna ma i nuaeng pinature, huganti hami pe parhata tiar, jala partarias namalo, tu duru ma anggi doli hata mabuk, tu tonga-tonga ma hata uhum’ Jaman dulu sangat tegas sikap orang Batak terhadap tata cara melaksanakan adat. Jika ada yang menjalankannya dengan sembarangan – termasuk dalam mengungkapkan umpasa – biasanya ada “Raja Paminsang” Tokoh Penegur untuk meluruskannya. Jaman sekarang orang sudah segan untuk menegur orang lain, sehingga berlarut-larut “Umpasa Na So Marpaho” pun menjadi sesuatu yang biasa. 2. UMPAMA Umpama adalah perumpamaan atau peribaratan. Semua kata bisa dipakai, kecuali kata-kata kotor dan porno. Misalnya Manuk ni pea langge, Hotek-hotek lao marpira Molo sirang namaraleale, Songon namatean ina Tampunak sibaganding, Di dolok pangiringan Horas do hita sudena, Asal masipairing-iringan Habang binsakbinsak, Tu pandegean ni horbo Unang hamu manginsak, Ai idope na huboto Marsambilusambilu marsambolasambola Lambok hata ni begu risi hata ni jolma Mardila ni palait dila ni pamolamola Didok naso tutu diajuk naso binotona Patar marhata tingkos holip maroharoha Sipalua anak ni babi pamasuk aili tu huta. Biasanya umpama diungkapkan pada acara-acara formal seperti rapat, “marria”, atau sewaktu laki-laki melamar perempuan. Tujuannya adalah supaya lebih enak didengar dan lebih mudah dipahami maksud yang akan disampaikan. Umpama bukanlah “Doa Restu” seperti umpasa. 3. PASA-PASA Pasa-pasa adalah pantun yang bertujuan untuk mengutuk seseorang atau caci maki sumpah serapah. Misalnya Pat ni lote tu pat ni satua, Mago ma pangose horas na niuba Batu nametmet tu batu nabolon, Parsoburan ni sitapitapi Suda na metmet suda nabolon, Unang adong siullus api Dos do sanggar dohot tolong, Dos do parmangmang dohot panolon Sai sarion ma i antong di bonana, Jala ranggason ma antong di punsuna Sai unang ma antong idaonna rupa ni arta Molo dilatehon arta ni so umboto sala Bila adat dan hukum setempat tidak dapat menyelesaikan masalah, maka Raja Adat menghukumnya dengan pasa-pasa atau kata-kata kutukan. Jika pasa-pasa tidak juga mempan, maka yang lebih tinggi dari pasa-pasa adalah “Gana Sirais” dan “Gana Sigadap”. Di Jawa dikenal dengan “Sumpah Pocong” atau “Sumpah Mati”. 4. ANIAN Anian artinya pantun bersayap. Diungkapkan untuk mengungkapkan isi hati atau tujuannya di balik pantun tersebut. Kadang didasari filsafat, tapi sering juga hanya sekedar pantun enak di kuping saja. Misalnya Ganjang bulung ni bulu, Tingko bulung ni soit Denggan hata tu duru, Di bagasan marpanggoit Di robean pinggol tubu, Dinahornop diparnidai Tanduk ni ursa mardangka-dangka Tanduk ni belu margulu-gulu salohot Nangpe namarpungui sabungan ni roha Pamalo-malohon do angka na so dohot Penjelasan lain tentang “Anian”. Seorang bawahan telah melakukan tanggung jawabnya dengan benar sesuai dengan kompetensinya. Tapi Sang Bos selalu saja menyalahkannya dan menganggap bawahannya tersebut tidak becus. Sang Bos yang berperangai begitu disebut “Nasimaon”, sedang bawahannya yang bernasib malang itu disebut “Na So Maranian”. 5. UDOAN Udoan adalah pantun untuk mengungkapkan penderitaan yang luar biasa. Ibarat prosa “Tak Kunjung Dirundung Malang”. Atau bagaikan kisah Nabi Ayub Panurirang Job. Misalnya Sinuruk simarombur, Di tingki ngali ni ari Taonon nama sudena i, Nunga ro soroni ari Nunga tunduk baoadi, Songon lombu jailon i Songon anak ni manuk, Nasiok-siok i Ndang be tarrarikkon, Bulusan ma nirogohon Ndang na tarandungkon, Bulusan ma hinasiphon Bulan sada bulan dua, Ujung taon bulan hurung Gabe dongan do malua, Gabe iba do tarhurung NI PANGANDUNG Pantun jenis ini biasanya dilantunkan pada saat menangisi jenazah orang mati. Ratapan atau tangisan. Konon orang Batak tidak pintar menyanyi tetapi sangat piawai meratap mangandung’. Misalnya Nunga songon jarojak tarunjal, Songon tandiang hapuloan Binahen ni sitaonon, Na so ada tudosan Nunga tunduk, Songon lombu jailon Songon anak ni manuk, Na so tumanda eatan Jagaran hundul, Songon panghulhulan Jagaran jongjong, Songon pangunggasan Sungkot so na ginjang ahu, Ponjot so nabolon i Aut binahen ni ginjanghu, Boi do paunduhonhi Aut binahen ni bolonhu, Boi do pajorbingonhi Ponjot ma pangarohaingki, Di si ulubalangari Dari pantun ratapan yang dikumandangkan, kita dapat menebak apa yang sedang menjadi pergumulan dalam diri yang meratap atau bagaimana hubungannya dengan yang ditangisi atau keluarga yang ditangisi. Pada jaman dulu ada namanya “Upa Pangandung” atau Upah Peratap. Seseorang yang terpandang kadang mengundang orang ramai dan mempersilahkan peratap bukan penyanyi untuk mengungkapkan riwayat hidup orang kaya tersebut dengan lantunan pantun ratapan. Jika pantun tersebut mengena di hati sang orang kaya, maka sang peratap diberi “Upa Pangandung”. Sewaktu saya masih kecil di Siborongborong, ada nenek tua yang saya panggil Ompung yang pintar meratap. Setiap bicara sama siapa pun selalu dibumbui dengan ratapan yang dilantunkan seperti bernyanyi-nyanyi kecil. Merdu sekali! 7. UMPAMA NI AMPANGARDANG Ampa artinya bijak. Ardang sama dengan sanjak. Ampangardang berarti Pelantun Sanjak Bijak. Biasanya dilantunkan oleh para lelaki untuk merayu perempuan pujaan hatinya. Enak didengar. Konon Ampangardang yang piawai dapat membius kekasihnya dengan pantun sehingga terkulai ke pangkuannya. Selanjutnya…terserah anda! Bulung hariara, Marpitor-pitor ho naarian Boru ni datulang, sian dia ho narian Ndada sian dia, sian pansur paridian Paias-ias bohi mandapothon si pariban Naung sampulu sada, Jumadi sampulu dua Boruni datulang, Beta hita mangalua Lua-lua sadari, Bahen hita muba-uba Riburpe onan pasar, Rumiburan hita nadua Ansingsing ansising, Manang imbalo-imbalo Padenggan parhundulmu, Nunga ro manopot ho Nunga limut-limuton, Pansur so pinaridian Nunga lungun-lungunan, Si boru so pinangkulingan Umpama Ni Ampangardang ini banyak juga ditemui di India. Tentu saja dalam bahasa mereka. Mungkin itu sebabnya orang Batak senang sekali menonton film India. Ada lagu khusus yang menuturkan tentang cewek India, judulnya “Jamila” bukan Wulan Kwok O…da Jamila, da Jamila, Bintang film India Boru ni Kalifah, Parumaen ni Pandita Ai tung godang do halak gila, Dibahen ho O..Jamila, O…Jamila
パンツボトムス 色・サイズ 在庫表記について 在庫がある商品です 購入前にをおすすめしますサイズの名称 S(28inch) L(32inch) ★★★ 在庫について★★★商品はご注文後買い付けを行います。在庫は日々変動しており、よりスムーズなお取引のために、ご注文前に一度在庫のお問い合わせを
Mangido Tuani GondangDalam pesta Horja, mangido tuani gondang dilakukan tiga kali selama tiga hari acara dilaksanakan. "Mangido tuani gondang" dilakukan setiap pagi sebelum acara tuani gondang pada hari pertama acara dilakukan setelah memberitahu kepada seluruh peserta upacara tentang tujuan pesta, menyebutkan nama pesta pesta Horja, kemudian mengumumkan dan menceritakan silsilah kekeluargaan orang tua yang dipestakan atau pesta Horja ini ditunjuklah seorang cucu pahompu laki-laki dari yang dihorjakan. Mambuat tuani gondang oleh hasuhuton adalah untuk meminta/menerima berkat dari Tuhan Debata dan roh nenek moyang/leluhur yang disampaikan melalui tortor dan bunyi yang diminta dalam acara ini pertama sekali adalah gondang alu-alu tu Amanta Debata yaitu doa memohon izin dan pemberitahuan kepada Tuhan bahwa acara pesta Horja akan dimulai oleh pihak hasuhuton. Setelah itu gondang alu-alu tu Sahala ni Amanta Raja permohonan izin dan pemberitahuan kepada Raja-raja, dan gondang alu-alu tu Siloloan Natorop doa permohonan izin kepada seluruh peserta yang hadir dalam pesta Horja, yang terakhir adalah gondang alu-alu tu hasahatannai permohonan izin kepada Mula Jadi Na Bolon dan roh-roh leluhur atau Sumangot Ni Da Ompung. Semua doa permohonan ini diminta kepada Tuhan dan sesama manusia dan hal ini menandakan sikap menghargai dan menghormatu yang sesuai dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Pada saat gondang alu-alu ini dimainkan hasuhuton belum boleh manortor, karena gondang ini merupakan doa permohonan dan pemberitahuan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Sikap diam dan tenang menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Setelah gondang alu-alu, maka hasuhuton meminta gondang sipitu gondang dan mulailah hasuhuton manortor. Gondang sipitu gondang tersebut adalah gondang mula-mula doa memulai acara, gondang somba doa menyembah kepada Tuhan dan manusia, gondang mangaliat gondang siuk-siuk yaitu gerakan berkeliling yang menunjukkan penghormatan kepada sesama sesuai dalam unsur Dalihan Na Tolu, gondang sampur marmeme atau sampur marorot doa permohonan mengharapkan mempunyai banyak keturunan, gondang sibane-bane doa permohonan kedamaian, gondang simonang-monang doa permohonan kemenangan, gondang hasahatan sitio-tio doa permohonan dan pengharapan supaya segala sesuatu yang diminta akan terkabul. Pantun Umpasa Dalam Maminta GondangUmpasa adalah suatu bentuk pantun sastra yang lebih terasa berkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia, dan berkat. Dalam maminta gondang banyak petuah-petuah dan nasehat-nasehat yang diserukan dalam bentuk Tortor Mula-mulaPaminta gondang akan menyerukan Amang panggual pargocci nami! Para pemain musik!Disahuti pemain gondang dengan membunyikan gondang beberapa kali Dilanjutkan paminta gondang berkata,Na nialap manogot tinaruhon botari, parindahan na suksuk parlompan natabo nuaeng pe di son Amang pande nami partarias namalo, marmula jadi marmula tompa, marmula denggan marmula horas. Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari, Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar! Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan, Bermula baik bermula horas baik Bunyikanlah “Gondang mula-mula” Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,2. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari,Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar!Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan,Bermula baik bermula horas baikBunyikanlah “Gondang mula-mula”Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,3. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong dihuta on, dohot tu siloloan na torop dohot rajani hula-hula nami baen damang majo gondang sombai baen damang Di sini sekarang Bapak pemain musik kami!Supaya kami menyembah Tuhan Pencipta Alam Semesta yang menciptakan langit dan bumi serta supaya kami menyembah kepada pengetua adat yang ada di kampung ini, seluruh yang hadir dalam acara ini, kemudian kepada hula-hula’ “Gondang Somba”Bunyikanlah!Setelah manortor somba, kemudian berhenti sejenak dan dilanjutkan dengan,4. Tortor Mangaliat/Siuk-siukPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci namiDisahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son ro do hami hasuhuton, naeng manortor mangaliat jala maniuk akka boru dohot bere nami, asa liat parhorasan liat damang ma gondang liat liati, asa mangaliat hami di tonga ni damang ma!Artinya Wahai Bapak pemain musik kami!Di sini kami sebagai tuan rumah ingin menari berkeliling, menyapa dan menyayang semua keturunan kami, supaya tercapai segala kebaikan dan keberhasilan masa gondang liat-liat, supaya kami berkeliling di tengah-tengah halaman wahai tortor mangaliat/siuk-siuk berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,5. Tortor Sibane-banePaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son pungu do hami sude naeng manortor mangidohon asa marmade hami sude na mar keluarga, namar haha maranggi, dohot sude siloloan natorop na adong di ingananon saluhutna damang majo gondang sibane-banei, asa mardame hami sude na adong di damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami! Di sini kami berkumpul semua ingin menari, meminta supaya datanglahkedamaian bagi kami semua yang berkeluarga, berkakak adik, dan semua yang hadir di Gondang Sibane-bane’,Supaya kami semua berdamai yang ada di tempat wahai Bapak!Setelah tortor sibane-bane, kemudian berhenti sejenak, dan dilanjutkan dengan,6. Tortor Saudara/ParsaoranPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Nunga pungu hami na sa ripe di son akka nasaroha, sisada pikkiran, sisada Ompu mangidohon tu amanta pardenggan basai asa dilehon akka nasa hahipason, hadameon, parsaoran nauli di hami na sa Ompu dohot tu harajaon dohot siloloan natorop na mangingani asa lam tamba akka paccamotan, asa gabe mardame-dame hami sude na di luat parserahan nang dohot akka na damang ma gondang saudarai asa marsaor hami sude na adong damang ma! Artinya Bapak pemain musik kami!Kami sekeluarga sudah berkumpul di sini sehati, sepikirm satu garis keturunan meminta kepada Tuhan Yang Maha Baik, supaya diberikan kepada kita kesehatan, kedamaian, persaudaraan dan kebersamaan yang baik, baik kami yang satu keturunan dan kepada pengetua-pengetua adat dan seluruh yang hadir di tempat ini dan menempati kampung supaya makin ditambahi Tuhan pencaharian dan penghasilan yang baik, berdamai kami sekeluarga yang di perantauan dan yang tinggal di kampong Gondang Saudara’ supaya berbaur kami sekeluarga yang mungkin sudah lama tidak ketemu!Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor saudara/parsaoran, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,7. Tortor Simonang-monangPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Gala di gala bulu, panggalaan nibonang, molo naeng monang maralohon musu, jolo talu ma marolohon dongan nuaeng pe amang pande nami, asa monang hita saluhutna, di sude akka ulaonta, baen damang majo gondang damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Galah terbuat dari bambu, tempat menyangkutkan benang kalau mau menang melawan musuh harus kalah terlebih dahulu melawan teman. Sekarang pun, Bapak pemain musik kami yang pandai, Supaya kita menang seluruhnya di segala pekerjaan yang kita lakukan,Bunyikanlah Gondang Simonang-monang’,Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor simonang-monang, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,8. Tortor Hasahatan/Sitio-tioPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Eme si tamba tua perlinggoman ni si borok, Debata do silehon tua, horas ma hamu ni solu sahat ma tu ma hamu leleng mangolu, sahat tu parhorasan dohot tu panggabean. Nuaeng pe amang pargocci namiMungga sahat sude nauli sahat sude na denggan jala tio akka na niula horassude hami amang, baen damang ma gondang hasahatoni, laos padomu damang ma tu sitio-tio i, anggiat sahat akka na tio akka na uli jala na denggan. Baen damangma!Artinya Bapak pemain musik kami!Padi yang menguning tempat berlindung burung si pemberi tuah, sejahteralah kita sampan ke labuhan, sampailah kami panjang umur, sampai sehat selamat sejahtera dan berhasil ke masa Bapak pemain musik kami!Sudah sampai semua yang baik sampai semua yang sejahtera dan bening serta jernih segala hal yang sudah kita kerjakan dan kita semua yang itu, wahai Bapak!Bunyikanlah Gondang Hasahatan’ dan gabungkanlah dengan Gondang Sitio-tio’, semoga sampai semua yang bening dan jernih segala yang baik dan sejahtera wahai Bapak!Setelah tortor hasahatan/sitio-tio, maka berakhirlah satu urutan panortorion dari satu undangan atau juga artikel lainnya Chord HaholonganChord Penghianat HolongChord Percuma DoChord Tudos Tu GalasDoa Bapa Kami Bahasa BatakChord Memori Tao TobaChord Dongan MatuaLirik Lagu HerminaUmpasa BatakChord Lagu Batak PerantauanChord Marsada Band - Boasa MaChord Jujung Goarhi AmangChord Sulangan ManganWaktu Yang Tepat ChordChord Lagu Batak Untuk Orang TuaElvi LirikChord Ditipa UtangKunci Gitar Penghianat HolongChord Ibana Manang AuO Tano Batak LirikChord Sihol Sukses
LAWYERDAN ORANG BATAK KAPAN ULOS BATAK MENJADI KEBANGGAAN. 8. Emeni si tamba tua Pantun batak lucu, umpasa batak na geok, Tags: Kekitaan Pantun batak lucu tulisIN umpasa batak na geok. Continue Reading. " Happier artinya " misalnya cuma dicari 12rb/bulan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Editor Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, adalah bentuk budaya berupa pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun. Penyampaian tradisi ini dapat dilakukan dengan tradisi lisan dan non lisan. Masyarakat Batak Toba memiliki tradisi yang kaya budaya dan bahasa daerahnya. Tradisi budaya Batak Toba yang masih dapat ditemui sampai sekarang ini dan menjadi bukti warisan lisan, yaitu Apul Simbolon, dkk, 1986, umpasa adalah puisi Batak Toba yang terdiri dari dua, tiga, empat larik atau lebih dapat diperbandingkan dengan karmina, pantun biasa, dan jenis talibun dalam sastra Indonesia lama. Umpasa adalah suatu bentuk ekspresi, pikiran, ide dan perasaan orang Batak Toba yang muncul dalam berbagai peristiwa kehidupan masyarakat baik peristiwa suka atau duka dan peristiwa besar atau kecil. Umpasa adat Batak Toba biasanya ditujukan kepada muda-mudi, anak-anak, pasangan pengantin, menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta umpasa ini juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. “umpasa” dalam pernikahan Batak Toba mempunyai makna simbolik. Makna umpasa membandingkan karakteristik dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang terdapat di sekeliling masyarakat batak toba. Dalam berumpasa nenek moyang masyarakat Batak Toba menggunakan sifat dan ciri alam sekitar sebagai ungkapan sifat dan perilaku dalam berbahasa. Sehingga umpasa menjadi tradisi lisan, terkhusus upacara adat pernikahan. Penggunaan umpasa dilakukan sebagai media lisan berupa komunikasi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh setiap kelompok yang memiliki peran dalam upacara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menciptakan sebuah umpasa, haruslah mengenal dan mengetahui sifat-sifat benda di sekeliling kita. Dari situlah kita membuat atau memilih kata diksi yang indah sehingga tercipta sebuah untaian kalimat yang selaras dan bermakna. Jika kita simak kata bintang, sifatnya adalah riris banyak, batu sifatnya keras, air bersifat dingin serta kebutuhan utama manusia dan embun sifatnya sejuk. Yang perlu kita dipahami adalah benda apa yang ada di sekeliling kita, bagaimana karakteristik, sehingga dari keadaan itulah kita untuk memulai apa yang kita ini beberapa umpasa pada pernikahan adat batak toba dan ma sigompa, Golanggolang pangarhutna; Tung so sadia pe I nuaeng na hupatupa hami I, Sai godang ma bahasa IndonesiaSititi sihompa adalah sejenis tumbuh-tumbuhan, Gelang karet pengikatnya; Berapa pun yang kami hidangkan semoga banyak ini bermakna harapan pihak suhut terhadap makanan yang dihidangkan kiranya menjadi berkat bagi semua yang ma nuaeng langkatna, dia ma unokna; Dia ma hatana, dia bahasa Indonesia 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya
Mni79Ax. 092dhw0h59.pages.dev/525092dhw0h59.pages.dev/637092dhw0h59.pages.dev/955092dhw0h59.pages.dev/732092dhw0h59.pages.dev/900092dhw0h59.pages.dev/322092dhw0h59.pages.dev/402092dhw0h59.pages.dev/364092dhw0h59.pages.dev/909092dhw0h59.pages.dev/864092dhw0h59.pages.dev/458092dhw0h59.pages.dev/173092dhw0h59.pages.dev/418092dhw0h59.pages.dev/18092dhw0h59.pages.dev/408
pantun batak toba dan artinya